"Terkadang kita menciptakan patah hati kita sendiri melalui harapan". Terlalu tinggi berangan-angan, maka jatuhnya juga akan setara.
Ketika kita menyadari kapasitas, kemampuan, bakat kita, akan membuat lita semakin realistis ketika mencapai sebuah tujuan.
Ketika pungguk-si burung hantu melihat bulan begitu besar dan dekat, ia menyangka ia bisa menyentuhnya. Harapan untuk bisa menyentuhnya tak tertahankan, tapi semakin ia mendekat, maka semakin jauh sang rembulannya. Ia tak menyadari hakikat tentang dirinya, ia juga tak menyadari tujuannya.
Begini kisah versi fabelnya, malam tiba, tak kurang dari 500 burung berkumpul, mereka mengelilingi sebuah telaga, tepat tengah malam nanti bulan purnama akan muncul. Tengah malam hampir tiba, dengan hati berdebar, sesuai dengan arahan Burung Dara, Burung Pungguk tak melepaskan pandangannya dari Telaga itu.
Dan benar saja, bulan purnama muncul dan perlahan masuk ke dalam telaga. Melihat kejadian yang tak disangka sangkanya, burung Pungguk pun bahagia tak terkira, sebentar lagi ia dapat menyentuh bulan purnama yang selama ini ditunggunya. Sementara ratusan burung yang lain dimintanya berjaga di tepi telaga agar bulan purnama tak berlari dari telaga.
Tanpa membuang waktu, Burung Pungguk pun langsung terbang dan menukik tajam, ke arah telaga, ia rentangkan sayapnya siap memeluk bulan purnama.
Namun yang terjadi malah sebaliknya, Burung Pungguk menghantam air dengan keras, air telaga muncrat, seluruh tubuhnya basah kuyup, Burung Pungguk gelagapan karena tak bisa berenang.
Begitulah, banyak hal yang kita kira begitulah realitasnya, namun ternyata ada makna lain dibelakangnya.
Motivasi #3 Pilihan Hidup Terbaik
"Hidup terlalu pendek untuk dihabiskan bersama orang yang salah. Temui orang-orang baru".
Suatu ketika  seorang anak bertanya pada bapaknya, bagaimana mencari sahabat yang baik untuk hidupnya. Bapaknya lantas bertamsil  dengan mengutip hadist riwayat Bukhari-Muslim.
Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun engkau tidak membelinya, setidaknya engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.
Sedangkan jika berteman dengan seorang pandai besi, kita bisa terkena percikan apinya, mengenai pakaian kita dan jika tidakpun, engkau tetap mendapatkan bau asapnya.
Dalam wujud pertemanan yang buruk-toxic relationship, kita terkadang berharap agar suatu ketika akan ada perubahan, apalagi jika didasari oleh rasa "bucin".