Bentuk lainnya adalah catcalling, istilah ini mengacu pada perilaku pria yang suka menggoda wanita di jalan. Biasanya dengan siulan, kata-kata rayuan, hingga yang bernada menggoda dan mengancam. Apalagi jika pelakunya berkelompok, maka peluang melakukan catcalling lebih besar lagi.
cyberbullying, hingga seksual.Â
Penggunaan orientasi seksual berbeda, menindas orang lain yang memiliki ras, dan agama yang berbeda. Jenis bullying ini dapat berbentuk verbal, agresi relasional, fisik,Jenis bullying ini akan menjadi serius dan mengarah ke ujaran kebencian. Karena itu, setiap ada korban yang dibully karena orientasi seksual, ras, ataupun agamanya, perlu dilaporkan.
Dalam kondisi dan situasi dimana perbedaansemakinmenyolok, peluang terjadinya kekerasan jenis ini akan semakin menguat, konon lagi saat tahun-tahun politik. Beda aliran, beda orientasi politik bisa bikin orang gelap mata, memainkan kekerasan, baik fisik maupun verbal.
Dengan beragam bentuk tentu saja menjadi catatan tersendiri bagi setiap orang, terutama para orang tua yang memiliki putra-putri dengan aktifitas dan kegiatannya melibatkan relasi dengan orang lain.
Semakin banyak tahu dan memahami kita semakin terbantu ketika harus menemukan solusi terbaik ketika anak-anak mendapat masalah bullying dalam apapun bentuknya.
Termasuk menjadi bentuk kewaspadaan kita dalam memberikan kebijakan terhadap anak untuk mengakses smartphone, sekalipun untuk kegiatan proses belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H