Ketika seorang guru menyerang anak saya di sekolah, saya sampaikan jika saya akan bertemu langsung dengan guru tersebut, namun anak saya melarang. Ia mengkuatirkan "balasan" dari si guru. Jika tidak menyerang secara verbal, barangkali akan menyerang anak saya dengan memanipulasi nilai sebagai balasannya.
Akhirnya saya menggunakan pendekatan melalui teman saya yang juga guru di sekolah tersebut, untuk mengingatkannya secara tidak langsung, seolah tidak ditujukan kepadanya, namun informasinya bisa didengar.
Agar menjadi perhatian untuk kita semua, orangtua juga perlu mengetahui tentang berbagai tipe bullying agar bisa membantu anaknya memberikan jalan keluar dalam setiap situasi yang dihadapinya, dan tidak bertindak masa bodoh. Atau salah dalam memberikan mediasi.
Ini adalah bentuk perundungan yang paling mudah dideteksi, apalagi jika sampai menimbulkan efek berupa luka karena sakit yang terlihat tandanya.Â
Para pelaku bullying menggunakan tindakan fisik untuk mengendalikan dan mengintimidasi korbannya. Umumnya, pelaku bullying fisik memiliki tubuh lebih besar, lebih kuat, dan lebih agresif dibanding teman sebayanya.Â
Apalagi jika pelaku berkelompok dalam sebuah gank. Tindakannya tentu saja menggunakan fisik, apapun bentuknya termasuk mendorong. Jenis inilah yang awalnya dijadikan standar atau patokan bentuk dari kekerasan.
Sekolah harus bertindak berhati-hati dalam menangani kasus bullying fisik, karena kesalahan dalam melakukan mediasi justru akan berdampak makin buruk.Â
Korban bullying, akan menjadi lebih tertutup, jika setelah mediasi gagal dan korban mendapat serangan lebih masif dari si pelaku.
Sehingga pada serangan berikutnya ia tak akan lagi mengadu ke sekolah atau orang tuanya., karena takut pada dampaknya. Dalam situasi ini korban menjadi pribadi yang sangat labil dan berbahaya untuk melakukan tindakan nekat.
Karena pelaku menggunakan kekerasan verbal, seperti hinaan dan makian untuk menindas korbannya, agak sulit untuk dideteksi dan dibuktikan.Â
Apalagi jika korbannya memang berkekurangan secara fisik, atau mengalami kelemahan. Termasuk karena kondisi sosial ekonomi yang mengalami kesenjangan.
Sebagian menganggap bahwa bullying verbal adalah bentuk candaan, meskipun jika bentuknya seperti body shamming karena fisik, jelas merupakan tindak kejahatan, namun sebagian masih dianggap biasa.