Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Kita Dibully Guru Apa Langkah Terbaiknya?

18 Oktober 2022   20:00 Diperbarui: 19 Oktober 2022   16:56 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali memenangkan lomba, namun juga pernah mengalami kekalahan. baginya itu adalah hal paling wajar dalam sebuah lomba. Barangkali inisiatifnya itu juga muncul karena dorongan secara tidak langsung dari kakak-kakanya dan kami orang tuanya yang selalu mendorongnya ikut lomba, bahkan kami juga sering mengikuti lomba sebagai bentuk contoh dan motivasi buat putri saya.

Bagaimana Jalan tengahnya

Agaknya kami akan mendiskusikan hal ini dengan kepala sekolah dan guru pembimbing lombanya. Meskipun kami harus sangat berhati-hati, karena seperti saran putri saya, jika salah dalam menengahi masalah ini, justru ia nantinya yang akan mendapat serangan dari gurunya.

Ini memang sebuah dilema dalam kasus putri saya. Disatu sisi kami berkeinginan untuk mendiskusikan ini sebagai bentuk protes dan masukan perbaikan bagi sekolah. Meskipun juga menjadi sebuah ancaman bagi putri saya.

Kejadian ini menjadi sebuah pembunuhan karakter dan serangan mental, karena tidak semestinya pihak sekolah dalam hal ini guru, sekalipun barangkali ia mendapatkan informasi keluhan itu karena tak satupun wakil sekolah menang dalam lomba. Namun tidak semestinya langsung disampaikan kepada siswa yang bersangkutan, didepan kelas pula.

Bagaimanpaun informasi ini harus sampai pada pihak sekolah, agar menjadi pembelajaran dan tidak boleh terulang lagi.

Saya bermaksud mendiskusikan hal ini dengan kepala sekolah, bagaimanapun caranya informasinya ini harus sampai kepada beliau. Jika memungkinkan harus disampaikan dalam sebuah forum sekolah, baik upacara atau rapat guru dalam bentuk penyampaian informasi yang berhati-hati. Agar tak terulang kejadian. Dan tak berpengaruh buruk pada siswa yang melaporkan kejadian.

Kepala sekolah harus menyampaikan informasi bahwa sekolah terus mendorong inisiatif siswa agar terus berprestasi, mendorong siswa mengikuti lomba, tak peduli konsekuensi menang kalah, yang penting berusaha.

Beruntung putri saya hanya mengambil keputusan untuk tidak lagi mau mewakili sekolah dalam even apapun juga, namun tetap berinisiatif mengikuti lomba dari jalur di luar sekolah. Ini sesuatu yang positif yang kami sangat apresiasi, karena tekanan itu ternyata tak mematikan harapannya untuk terus ikut lomba.

Begitu juga dengan teman-teman sekelasnya ternyata juga mendukungnya, karena mereka memahami bagaimana reputasi ibu guru yang satu itu. Teman-teman sekelasnya justru merasa bahwa tidak semestinya seorang guru memberikan penilaian buruk bagi para sisiwanya yang sudah berusaha keras mewakili sekolahnya dengan usaha yang terbaik.

Kasus bullying yang dilakukan oleh para guru disekolah sebenarnya bisa saja berkaitan dengan karakter si guru itu sendiri. Sifat temperamental, emosional, tekanan sikon di rumah dapat menjadi pemicu terjadinya kejadian kekerasan guru terhadap para siswa meskipun hanya verbal.

Tapi para guru juga harus bersikap profesional dengan menempatkan diri dalam perannya sebagai guru. Meskipun juga bisa saja bersifat kasuistis, seperti kejadian diatas. Kejadian itu harus menjadi pembelajaran agar tak menjadi preseden dan membuat buruk citra para guru yang penuh dedikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun