Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lain Lilibet Lain Charles III, Nasib Britania Raya Berubah?

14 September 2022   13:32 Diperbarui: 26 September 2022   11:29 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ratu-el2-jpg-6321a68b41ec7a1eba712152.jpg
ratu-el2-jpg-6321a68b41ec7a1eba712152.jpg
ilustrasi- ratu elizabeth II-mfimela.com

ratuel-jpg-6321a6188804136a2569ae93.jpg
ratuel-jpg-6321a6188804136a2569ae93.jpg
ilustrasi- ratu elizabeth II-kumparan

Mungkin ini sisi menarik dari sang ratu yang selalu diekspose media. Irit bicara, namun menyimpan kharisma. Tapi punya sisi lain yang populis dan humoris. Ratu telah membawa Inggris melewati masa-masa sulit sejak Perang Dunia Kedua hingga era milenial kekinian. Ketika cerita kerajaan dan ratu menjadi simbol-simbol masa lalu. Tapi tidak dengan Inggris yang punya cerita panjang para ratunya, utamanya Ratu Elizabeth II.

70 tahun perjalanan panjang membawa Kerajaan Britania Raya beradaptasi dengan dunia modern. Ratu Elizabeth II dikenal sebagai diplomat ulung dalam isu-isu sosial kemanusiaan,  dan pendidikan. Aura kharismatik melekat dalam simbol keratuannya, hingga akhir hayatnya.  

Saat ini jenazahnya masih disemayamkan di Puri Balmoral, tempatnya menutup mata, "mengakhiri" perjalanannya sebagai ratu kerajaan Britania raya yang legendaris.

Banyak orang tak menyebutnya hanya sebagai ratu, seperti halnya Jane Thompson, salah seorang warga Inggris yang lebih memilih menyebut Ratu Elizabeth sebagai "Ibu Negeri", yang kisah panjang hidupnya bisa ditelusuri sebelum abad pertengahan.

2047504536-6329d00908a8b5447d52e418.png
2047504536-6329d00908a8b5447d52e418.png
ilustrasi gambar-charles dan lilibet-pikiranrakyat

beautynesia.com
beautynesia.com

Kharismatik dan populis

Sebagai ratu, bagaimanapun  harus menjaga imej-jaim, maka dalam berbagai aktifitas kenegaraan dan kerajaan, Ratu Elizabeth II dikenal tak kompromi, termasuk dengan anak-anak dan menantunya, agar bersikap layaknya warga kerajaan. 

Saat perayaan ulang tahun ke-90 Ratu Elizabeth II beberapa waktu lalu, ratu terlihat menegur tegas Pangeran William karena sampai harus berlutut saat berbicara dengan Pangeran George. Sebenarnya, cara Pangeran William dan Kate Middleton berbicara dengan melihat mata putra sulung mereka sambil berlutut tersebut mendulang pujian dari sejumlah pakar pola asuh anak.

Namun, pola asuh yang benar, belum tentu sesuai dengan tata perilaku dan etika yang menjadi aturan baku Istana Buckingham. Begitulah sang ratu menjaga tradisinya.  Ini terjadi saat Pangeran William, Kate Middleton, dan dua orang anak mereka, Pangeran George dan Putri Charlotte, tengah melakukan perjalanan dinas mengunjungi Kanada.

ilustrasi-photobomb ratu-sydney morning herald
ilustrasi-photobomb ratu-sydney morning herald

ilustrasi-photobomb ratu-quota
ilustrasi-photobomb ratu-quota

ilustrasi-photobomb ratu-daily express
ilustrasi-photobomb ratu-daily express

Begitupun, disisi lain Ratu Elizabeth II dikenal sebagai pribadi yang  kompromis saat berinteraksi dengan publik. Bahkan dalam salah satu visual fotografi, Ratu tertangkap kamera melakukan photobomb--masuk ke dalam frame orang ketika sedang berfoto pose secara spontan.

Dan ini adalah sesuatu yang lumrah dilakukannya meski ratu dikenal sangat patuh pada protokol kerajaan.

merdeka.com
merdeka.com

Ratu Diplomat

Kemampuan Ratu Elizabeth dalam berdiplomasi tak diragukan. Dalam perjalanan panjang, banyak pengamat melihat, Ratu Elizabeth II memiliki kemampuan yang menonjol dalam berdiplomasi, sehingga ia mampu bertahan dan berjalan bersama berbagai perdana menteri Inggris, baik dari Partai Buruh maupun Partai Konservatif.

Stabilitas raja atau ratu itu penting dalam mengawal kerajaan Inggris yang berbentuk monarki konstitusional agar tetap bertahan dan memiliki kharisma secara politis, bukan sekedar simbol saja.

Dalam kelanjutan warisan ratu di bawah Pangeran Charles, jika  seorang raja itu personality-nya lemah, tidak outgoing, tidak ramah, tidak friendly kepada pihak eksternal, akan bisa memengaruhi cara dia menavigasi, mengawal monarki konstitusional  yang selam ini dipegang teguh oleh sang ratu.

Atas kepiawaian dan peran penting itu, Ratu Elizabeth II  mampu mempersatukan kejayaan Inggris masa lalu dan mempertahankan keberlangsungan Inggris sebagai negara Barat yang kuat, yang dihormati sejak zaman pascaperang dingin hingga era digitalisasi dan globalisasi sekarang.  

Inilah problem yang akan dihadapi Pangeran Charles saat mewarisi segala "kekuatan dan kharismatik" ibunya. Banyak pihak menilai akan ada perubahan, karena bagaimanapun karakter sangat menentukan bagaimana kebijakan Kerajaan Britania Raya kelak akan dibawa.

Termasuk bagaimana menjaga kewibawaan kerajaan atas negara-negara Persemakmuran Inggris, yakni negara-negara bekas jajahannya yang masih mengakui Ratu Inggris sebagai kepala negara. Mengingat karisma ratu memiliki relevansi dengan memori kolektif yang kuat melalui upaya Persemakmuran atau Commonwealth, sehingga meninggalnya Ratu Inggris dirasakan sebagai kehilangan besar, tidak hanya bagi Inggris tapi juga 54 negara Persemakmuran .

Semoga legenda dan kharisma ratu akan mengalir dalam darah Pangeran Charles sang pewaris. Tapi jika tak berhati-hati, apalagi hingga melibatkan kisah skandal seperti di masa lalu akan berdampak buruk bagi masa depan Kerajaan Britania Raya itu sendiri.

referensi; 1,2,3,4,5,6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun