Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bola Liar Kasus Sambo, Dari Saguling Ke Magelang, Pelecehan Juga Akhirnya!

5 September 2022   11:08 Diperbarui: 17 September 2022   19:46 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikutnya terkait bola panas lainnya, kita tidak berharap ini akan menjadi perseteruan tidak sehat antar kepentingan, kita berharap justru akan menjernihkan masalah.

Ketiga; Diabaikannya LPSK soal, dugaan pelecehan seksual atau pemerkosaan ke istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Sambo. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) melalui Wakil Ketuanya Edwin Partogi Pasaribu mengatakan pelecehan seksual janggal lantaran ada relasi kuasa di sana.

Terutama soal relasi kuasa yang sangat meragukan. Posisi Joshua adalah "bawahan" dari ibu PC atau FS. Pengamat perempuan juga meragukan soal yang satu ini. Terutama soal relasi kuasa. Ketika pelaku adalah orang yang pangkatnya dibawah kuasa korban, dan tidak adanya kerelaan dari korban, maka bukan pelecehan sulit terjadi dan bila terjadi , bisa jadi "perselingkuhan".

Berikutnya soal lokus atau tempat kejadian perkara, dalam kasus ini masih ada saksi di rumah kawasan Magelang, yakni KM dan S selaku asisten di rumah yang juga berada di lokasi yang sama.

Dugaan bahwa PC sebenarnya masih bisa melakukan perlawanan dalam kejadian tersebut. Atau mengapa PC saat di Magelang disebut-sebut masih bertanya soal keberadaan Joshua, bahkan Joshua juga menghadap PC di kamarnya. Relasi fakta  ini penting dijadikan dasar mengapa kemudian timbul kasus pelecehan. Adegan ini tergambar jelas saat rekonstruksi, bagaimana "pelaku" (Brigadir J) yang dicari oleh "korban"(PC), justru kemudian dituduh sebagai pelaku. Mungkin jika yang tinggal di rumah adalah Bharada e, maka ialah korbannya. Brigadir J berada pada waktu dan tempat yang tidak menguntungkan alibinya.

Dan setelah kejadian, sebagai korban pelecehan seksual dengan begitu cepat PC justru seolah sembuh dari trauma atau depresi untuk bertemu kembali dengan pelaku. Bahkan keduanya masih satu rumah di tanggal 7 dan 8 Juli. Ini menjelaskan keganjilan antara korban dan pelaku---padahal "korban" memiliki kuasa yang sangat tinggi dibanding pelaku, mengapa PC tak mengadu pada FS saat itu. Adakah hal yang "sangat penting" disembunyikan?. Ataukah akrena faktor kedekatan PC dan Joshua yang telah dianggapnya anak?.

Atau "kebersamaan" PC dan lain-lain, termasuk Brigadir J dari Magelang hingga Jakarta dalam satu mobil, dalam rangka "mengamankan" kebocoran. Dalam animasi digambarkan supir didampingi Brigadir Joshua, PC berada di tengah dan dibelakang di kawal RE dan KM. Apakah ini bisa membuktikan bahwa "mereka" sedang menjaga agar Brigadir J tak membocorkan informasi penting di Magelang?.

Dan jika di Magelang terjadi kasus, dengan relasi kuasa yang dimiliki PC, mengapa kasusnya tidak dilaporkan ke polres atau minimal menelepon Kapolres. Apakah PC takut dengan Brigadir J?. Tapi ketakutan terhadap apa, jika PC tidak sampai melaporkan kasus pelecehan yang menimpa dirinya. Apakah korban tidak menyadari, paska kasus pelecehan, ia akan mendapatkan bukti otentik saat visum?. Ataukah ada pertimbangan posisinya sebagai istri kadiv Propam yang bisa mencoreng marwah, akrena dilecehkan ajudannya?.

Dalam perkembangan kasus ini selanjutnya, publik meyakini dalam waktu tidak lama, akan bermunculan bukti-bukti yang awalnya dianggap sangat sakral, terkait kasus kematian Brigadir J menjadi bukti-bukti pendukung kasus biasa.

Bagaimana dengan bukti digital forensik, seperti apakah ada komunikasi Brigadir J dan Calon istrinya, tentang apa sebenarnya yang terjadi di Magelang. Apakah ketakutan Brigadir J hanya karena ancaman KM, ataukah ia mengetahui soal sensitif terjadi di Magelang, seperti yang diduga oleh Deolipa?. Bukankah bola panas ini bisa muncul dan menimbulkan ledakan dahsyat yang bisa mematahkan tuduhan PC , jika terbukti menjadi temuan fakta baru nantinya.

Publik yakin, banyak hal dalam kasus ini yang tersembunyi, dibelokkan, dan "dikondisikan" sehingga skenario "skuad atas-lah" yang akan bermain dalam seluruh adegan drama kolosal Polri ini. Publik hanya akan mendapati suguhan  plot yang sangat sederhana. Pelecehan-Pembunuhan berencana, tidak lebih!. 

Publik akan dibikin "Halu" jika menghayal sesuatu hal yang sulit terwujud, dan mengharap lebih dari itu. 

referensi: 1,2,3,4,5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun