Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Putri Candrawathi, Mengecoh Empati Dengan Jurus Playing Victim

31 Agustus 2022   23:07 Diperbarui: 5 September 2022   20:33 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diolah dari video Kompastv-rekonstruksi pembunuhan brigadir J

Namun dugaan ini yang tak pernah muncul ke permukaan dan terlihat seperti teka-teki yang selalu ditutup-tutupi.

PC Korban dan Pelaku Paling Misterius

Diantara dua nama perempuan yang selalu dikait-kaitakan dengan kasus kematian Brigadir J, RY (Rita Yuliana) dan PC adalah dua nama yang nyaris tak bisa dilepaskan. Hanya saja RY, masih belum jelas perannya, apakah hanya sebagai korban ikutan karena hubungannya dengan FS ternyata berdampak jauh terhadap PC.

Sedangkan PC, meski statusnya tersangka, namun karena sejak awal dianggap sebagai korban pelecehan dan hingga saat ini masih tetap kokoh pendirian sebagai korban--nyaris memaksakan diri, sehingga ia berada dalam posisi dengan hak previlage yang besar.

Perilakunya memaksa sebagai koraban pelecehan dianggap oleh banyak kalangan sebagai tindakan yang aneh, karena umumnya korban merasa musibah yang menimpanya sebagai aib da tak mau terlibat jauh sehingga diekspose berlebihan.

Bisa jadi itu menjadi alibi satu-satunya agar, kasus FS suaminya berubah haluan. Dan "sangkalan" atas hasil rekosntruksi yang tidak menunjukkan adanya tindakan pelecehan sekalipun dianggapnya akan dapat meringankan hukuman atau tuduhan atas suaminya FS.

Jika publik berharap ia akan jujur membuka kasus sebenarnya, namun dengan tindakan playing victimnya, kemungkinan itu akan sangat musykil terjadi.

Saat ini PC sudah "terlanjur basah" dalam kubangan misteri pembunuhan Brigadir J. satu-satunya keuntungan PC dan FS dalah karena Brigadir J yang menjadi kuncinya sudah tidak ada lagi.

Berharap pada Bharada E (RE) atau pelaku lainnya, tidak sepenuhnya bisa menjadi jaminan, pernyataan maupun pengakuannya akan membuka kasus ini.

Apalagi jika seperti eprnyataan Kemenpolhukam Mahfud MD tentang banaknya faktor ienternal spsikologis yang dipertaruhkan polri atas kejadian kasus ini, maka RE sekalipun dapat memanipulasi pernyataan sesuai "pesanan" korpsnya. Konsekuensinya sebagai justice collaborator tetap melekat, namun fungsinya sebagai saksi, mungkin hanya menjadi "saksi bayangan".

Bagaimanapun dalam diri RE melekat jiwa korsa yang masih dipegang teguh. Apalagi jika yang dipertaruhkan dalam kesaksiannya adalah nama besar korps menyangkut ratusan ribu sejawatnya di kepolisian.

Akhirnya, selama PC masih bersikukuh sebagai korban pelecehan, maka kasus ini dengan sendirinya akan bergulir mengikuti motif yang dipilih PC sekarang. Pada akhirnya kasus yang extra ordinary crime ala kepolisian, hanya akan menjadi kasus pembunuhan berencana biasa.

 referensi; 1, 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun