Kasus Kematian Brigadir Joshua menjadi pukulan telak bagi polri. Ini bukan sekedar kasus pembunuhan berencana yang melibatkan oknum di tubuh polri dan korbannya juga dari kalangan polri. Lebih dari itu, kasus ini adalah preseden.
Apalagi diawali dengan berbagai skenario jahat yang mengotori korps polri. Seolah menjustifikasi bahwa di tubuh polri, terdapat noda yang sejak lama memang ada dan menjadi bagian dari institusi tersebut.
Meskipun tindak lanjut dari penemuan hasil penyidikan, Polri telah melakukan gebrakan besar-besaran, termasuk penindakan terhadap berbagai aktifitas yang diduga berkaitan dengan kasus ini seperti, jaringan narkotika, perjudian, human trafficking. Butuh waktu dan komitmen karena kasusnya begitu meledak. Serta butuh proses membangun tumbuhnya kepercayaan publik kepada institusi polri.
Lunturnya kepercayaan publik adalah kekuatiran terbesar sejak merebaknya kasus ini. Komitmen untuk menuntaskan masalah menjadi kerja prioritas. Jadi bukan sekedar kasus yang harus kelar, tapi juga mengembalikan nama baik-rehabilitasi korps polri dari semua kekacauan ini.
Termasuk upaya mendorong reformasi ulangan, melalui restitusi, rehabilitasi dan penghargaan kepada Brigadir Joshua sebagai martir yang membuka pintu reformasi secara besar-besaran di tubuh polri.
Apakah polri siap dengan konsekuensi dan itikad baik untuk memperbaiki blunder yang telah terjadi.
referensi: 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H