Dukungan Kedua Orang Tua
Sebelumnya, orang tua dari Bharada E di Kota Manado telah mengirim surat terbuka di media sosial, kepada Presiden Jokowi terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir J.Â
Keluarga meminta perlindungan untuk anaknya, kepada Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kemenkumham RI, Â seperti dituturkan Anastasya Lila, saudari sepupu dari Bharada E di Manado, Selasa (9/8).
Bahkan Menko Polhukam Mahfud Md meminta secara  khusus Polri memfasilitasi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) bertemu dengan Bharada E. Dia meminta Bharada E diberi perlindungan dari racun atau apapun itu.
Surat terbuka dan kehadiran  kedua orang tua Bharada E, pada akhirnya atas usulan timsus, adalah alasan utama berubahnya pengakuan terdakwa Bharada E  atas peristiwa penembakan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jaksel. Bharada E akhirnya secara sadar membuat pengakuan sendiri.
Upaya timsus ini adalah cara untuk membuat Bharada E tergugah, bahwa ancaman kasusnya cukup berat, jadi jangan tanggung sendiri. Upaya itu semakin mengerucut, karena dalam pemeriksaan khusus tersebut, Bharada E pada akhirnya juga menyampaikan "curhat" khususnya.
Dalam keterangan terbarunya, Bharada E menuliskan sendiri kronologi penembakan terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Huatabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, tanpa dibantu pihak lain, sebagaimana lazimnya seorang terdakwa yang menyampaikan laporan terdakwa, dibantu petugas membantu proses pencatatannya.Â
Laporan tersebut adalah atas permintaannya sendiri agar lebih fokus dalam mengurai kejadian, dan laporannya kemudian dilengkapi dengan materai dan cap jempol Bharada E.