Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Profesi PNS Tak Lagi Jadi Idola, Tanda Kita Lebih Mandiri?

1 Juni 2022   15:11 Diperbarui: 3 Juni 2022   01:52 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di samping itu, peluang para PNS yang memiliki komitmen lebih baik dari mereka yang mundur juga menjadi kehilangan peluang, kecuali ada kebijakan lain yang menguntungkan, dan sejalan dengan harapan para PNS yang belum beruntung.

Terlepas dari orientasi gaji, banyak orang kemudian mempertanyakan komitmen para PNS yang lulus karena terlalu fokus pada gaji dan tunjangan. Meskipun hidup butuh cuan. Apakah dengan komitmen model itu mereka kelak bisa menjadi PNS yang baik,  menjadi PNS profesional?. 

Meskipun dasar penolakannya karena jumlah gaji dan tunjangan tidak sepadan dengan kapasitas atau skill mereka. Apakah mereka tidak akan ikut terperangkap sindrom PNS yang selama ini menjangkiti para PNS kita, yang penting di terima dulu urusan pekerjaan bisa belakangan.

Salah satu indikasi yang selalu mencuat dalam debat kita soal kualitas PNS adalah masalah kinerja. Jika alasan para PNS berkinerja buruk, karena faktor gaji dan tunjangan yang tidak mencukupi, maka alangkah baiknya,  mundur dan pensiun dini.

Agar para PNS yang memiliki komitmen lebih baik dapat menggantikan posisi mereka. Dan tidak terjadi pengangguran musiman dan pengangguran struktural  di kantor-kantor kita. Dulu persoalan pengangguran musiman muncul di wilayah domestik pertanian.

Fenomena PNS Kita

asn-62975935ce96e57d974b3412.jpg
asn-62975935ce96e57d974b3412.jpg
radar semarang

Sewaktu bekerja sebagai tenaga magang saat kuliah di sebuah Dinas keuangan, ada kejadian yang aneh dan lucu. Sebagai pegawai magang jelas kita mengikuti aturan baku yang diterapkan kantor dinas tempat magang. 

Hadir tepat waktu, jam 7.30. Bahkan jika kita terlambat masuk, kita sarapannya di kantin kantor. Sedangkan para abdi negara itu bukan terlambat hadir, tapi memanfaatkan warung kopi sebagai ajang  ngobrol setelah absen. Ketika menjelang siang, barulah masuk ke ruangan

Lucunya ketika masuk tamu yang membutuhkan layanan, kita harus menjadi kurir menjemputnya di kantin, itupun tergantung seberapa urgen urusannya. Jika urgen akan ada tindak lanjut,  jika tidak maka dapat saja diabaikan dengan alasan tengah sibuk, dilanjutnya besok saja datangnya dengan titipan jadwal waktu kunjung yang baru.

Begitupun juga ketika jam layanan admin bersamaan waktunya menjemput anak sekolah.J am 11 atau 12 adalah waktu jemput anak dan waktu ishoma. Waktu paling ajaib karena dipatuhi dengan disiplin super tinggi oleh seluruh abdi negara yang ada.

Dengan fenomena model begitu, sejak lama masyarakat menganggap PNS kita telah terjebak dalam rumusan yang salah, dan PNS dianggap belum bisa profesional. Sistem Merit, punishment dan reward-nya tidak dapat mendorong optimalisasi profesionalitas profesi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun