Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilema Pariwara Rokok, Antara Sponsorship, Cukai Dan Racun Nikotin

19 Mei 2022   20:48 Diperbarui: 28 Mei 2022   23:05 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam banyak iklan di media, industri rokok merajai iklan-iklan berbiaya besar. Dengan kekatan pendanaannya mereka bisa menciptakan tidak hanya iklan biasa, tapi pariwara ekslusif. Beberapa trend fokusnya kini menyasar kritik sosial, keragaman budaya dan motivasi.

Membangun kesadaran kritis

sumber faridwajdi,com
sumber faridwajdi,com

Belakangan mereka semakin intens menggunakan media iklan sebagai salah satu cara membangun kesadaran kritis untuk "hal lain". Meski produk mereka dianggap berbahaya bagi kesehatan, tapi mereka menggunakan peluang disisi lain, berkampanye tentang, sampah dan kebersihan.

Sebuah iklan, seorang yang sedang berkendara dengan mobil, membuang sampah seenaknya. Sesuatu yang umum dan jamak kita lihat di lingkungan sekitar kita, meskipun itu perbuatan sangat menyakitkan hati.

Kritik atas rendahnya kesadaran itu, tersampaikan dengan baik, meskipun dengan penggambaran yang satir dan simbolisme. Sampah plastik yang dibuang seenaknya, setelah melanglang buana, suatu ketika kembali lagi ke pemiliknya. 

Pesannya sederhana, jangan buang sampah sembarangan. Atau dalam pesan yang bersifat simbolik, ketika kita melakukan perbuatan buruk, pada suatu saat akibatnya akan kita tunai.

Melakukan kritik sosial

Sebuah iklan terbaru, menggambarkan seorang pemilik rumah yang baru saja membeli mobil, karena berukuran besar, ia menambah pagar pengaman garasinya. 

Akibatnya luas jalanan menjadi lebih sempit, tetangga yang lain didepannya juga melakukan tindakan yang sama. Dengan tagline mengigit, "Solusi buat lo, masalah buat gue", pesannya jelas. Rendahnya kesadaran orang terhadap lingkungan dalam jaman hidup yang makin nafsi-nafsi.

Eksistensi, Menjadi Diri Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun