Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Kode Anti Copet, Amplop Kosong dan Tips ABC

9 Mei 2022   16:23 Diperbarui: 10 Mei 2022   22:11 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya di kereta api, tapi juga umum beroperasi di bus Antar Kota-Antar Propinsi (AKAP). Ada beberapa kode yang biasanya dilakukan oleh para sopir dan awak bus, jika mereka mendeteksi ada copet dalam bus. Umumnya para sopir bisa melihat gelagat penumpang dari kaca spion di atas tempat duduk supir yang bisa mengawasi seluruh penumpang.

Beberapa trik dilakukan, mulai dari menyetel musik keras-keras, tujuannya agar para penumpang terbangun dan terganggu dengan aksinya, meskipun ada juga penumpang yang mabuk kendaran dan "pelor-nempel langsung molor", tak bangun meskipun musik disetel keras.

Cara lain adalah dengan menyalakan lampu utama di kabin. Cara ini juga terkadang gagal, jika penumpangnya memang jago tidur.  Jadi para sopir melakukan  beberapa trik sekaligus,  menyetel musik keras dan menyalakan lampu utama di kabin.

Jika masih gagal, maka ia berusaha membuat penumpang tidak nyaman dengan membawa bus dengan zig-zag. Meskipun berbahaya cara ini kerap dilakukan dengan tujuan membuat para copet tidak nyaman beraksi dan membuat para penumpang terbangun karena merasa tidak nyaman.

Pencopet di kelas eksekutif, seperti kasus yang saya alami, mereka menyamar tidak main-main. Menggenakan jas, menenteng rangsel, dan tas laptop, dan berdiri di pintu keluar kereta api, berkerumum seperti para eksekutif muda. 

Jadi siapapun tak menyangka, jika mereka komplotan copet. Mungkin jika kepergok, akan berkilah, "orang kaya" kok di tuduh copet, yang bener aja!".

Mereka rela bayar mahal demi target lebih besar. Namun menurut para pemilik usaha bus, pelaku copet sekarang tak sebanyak dulu. 

Dan ciri yang agak umum bisa di lihat oleh para sopir adalah, mereka memilih trayek bus jurusan yang jauh, tapi biasanya turun di tengah perjalanan, jauh dari tujuannya. Mereka akan melakukan itu jika sudah mendapatkan sasaran atau target barang hasil copetan.

Bagaiman jika para copet sudah terlihat beraksi?, biasanya begitu sampai di rumah makan untuk istirahat, sopir akan mengunci pintu keluar dan memberi kode mengumumkan apakah ada barang penumpang yang hilang, biasanya copet langsung bisa diketahui saat itu.

Tapi jika modusnya adalah turun di tengah jalan, susah bagi sopir bus untuk  menjebak atau menangkap pelaku.

Jadi jika melihat tiga kode tersebut, itu pertanda sopir sedang mengingatkan ada bahaya copet di dalam moda transport yang kita tumpangi. 

Jadi lebih waspada, hati-hati, tidak perlu panik dan pamer barang berharga secara berlebihan. Menjaga keamanan diri sendiri.  Apalagi kalau sampai main hape sampai ketiduran alamat dalam sejenak lelap, hape berpindah tangan.

Tapi jika di kereta api, belum ada solusi yang terbaik, karena tak ada yang bisa mengontrol dengan cermat, kecuali petugas patroli keliling, dan menghimbau agar penumpang berhati-hati meletakkan barang, dan berpesan jangan ada barang ketinggalan, serta waspada, ada copet diantara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun