Sedangkan bagi pengunjung dari arah Banda Aceh, biasanya memilih berbuka di kedai penjual air tebu, atau warung makan yang biasanya menyajikan menu masakan khas Aceh Besar.Â
Menu khasnya ikan air tawar yang diolah dengan rempah khas Aceh. Masak Gulai Aceh, ikan bakar, dan lainnya. Aceh Besar di kenal juga kaya dengan ragam masakannya dengan rempah kelapa gonseng, dan ragam rempah yang kini semakin langka di jumpai di tempat lain.
Begitulah romantisme yang hidup dan tersisa dari sungai-sungai indah di Aceh ketika Ramadhan. Di hari lain, ketiganya menjadi alternatif akhir pekan seluruh warga di masing-masing lokus.
Beruntung, kami masih bisa menikmati keindahan ketiga sungai di jeda waktu kerja, di sela waktu rutinitas menikmati hidup yang kadang begitu jenuh, rusuh, bisa menjadi damai setelah akhir pekan, atau ketika saat-saat menjelang berbuka seperti saat Ramadhan sekarang ini.
Semoga kita bisa selalu menjaganya lestari, menikmati tradisi dan tak kehilangan jejak gegara arogansi mencari hidup berlebih tapi menafikan sisi lain kelestarian yang alami.
referensi; 1,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H