"Saya selalu mengajak ibuku jalan-jalan keliling Hong Kong dengan Rolls-Royce", kata Chow Yun-fat suatu ketika. Ia bercerita bahwa impian punya 6 Rolls-Royce itu bukan kisah biasa, itu cerita tentang "kemarahan" yang ingin ia buktikan.
Pada dasarnya ia orang yang sederhana, yang lebih menyukai naik bus daripada Rolls-Royce itu. Ia menggunakan amarahnya hanya untuk membangkitkan seluruh energi positif untuk meraih impian.
Si Anak Bellboy
Saat berusia 15 tahun, Chow bekerja sebagai bellboy di sebuah hotel mewah atas ajakan seorang teman. Ia bekerja demi ayahnya yang sedang sakit keras. Setiap jasanya mengangkat koper dari mobil ke kamar atau sebaliknya, ia mendapat sejumlah tip.
Ia harus menyerahkan tips itu kepada kepala portir. Suatu ketika ia mendapat tip 1 dollar, jumlah yang banyak ketika itu, dan menyimpannya di saku. Perbuatannya dipergoki kepala portir, dan ia dipecat.
Namun ia bersikeras tetap bekerja, hingga suatu hari ia mendapat tugas mencuci sebuah mobil yang belakangan ia ketahui jenisnya Rolls-Royce. Kesan itu begitu membekas, karena ia rela bekerja ekstra keras ketika membuat mobil itu kiclong.
Hingga suatu ketika ia melihat mobil yang sama disebuah dealer mobil. Ia masuk kesana dan berusaha untuk masuk ke dalam mobil itu. Tapi niat itu batal, karena dihardik seorang kepala dealer yang memergokinya.
Katanya kepada Chow, "apa yang kamu lakukan?. Tutup kembali pintu mobil, orang seperti kamu tidak akan pernah merasakan duduk di dalam Rolls-Royce!".
Kata-kata merendahkan itu disimpannya rapat-rapat. Kemudian ia bekerja serabutan sebagai supir taxi, salesman, hingga akhirnya ia mengikuti sebuah audiensi aktor televisi yang akan dilatih akting.
Ia diterima di TVB dengan kontrak tiga tahun dan membintangi banyak film, hingga berperan utama dalam film The Bund (1980) yang mengantarnya jadi bintang tenar.
Pada akhirnya ia tak hanya membeli satu Rolls-Royce, tapi 6 buah yang dibelinya sekaligus. Hanya karena ingin membuktikan bahwa ia bisa meraih impiannya. Meskipun akhirnya di jualnya kembali dengan alasan, pemborosan, karena ternyata ia lebih menikmati naik bus dalam kesehariannya.
Chow Yun-fat bisa mengelola amarahnya.Â
Mengapa mengelola?, karena secara harfiah "mengelola", artinya bukan menekan, menghindari, atau membiarkan. Emotion, berasal dari dua kata, E -berarti Energy dan Motion-pergerakan. Dalam gentry jurnal Anger Management for Dummies, emosi adalah pergerakan energi yang melindungi individu dari ancaman, mendekatkannya dengan lingkungan sosial.
Setiap pribadi bertanggungjawab mengelola emosinya menjadi positif. Emosi yang penuh antusias, akan menularkan energi positif kepada orang lain, demikian juga sebaliknya.