Beberapa pelanggan yang dikenalnya dengan baik kondisi ekonominya, diberinya keleluasaan untuk membayar seikhlasnya untuk jasa jahitannya. Apakah ia merasa rugi?. "Allah sudah mengaturnya begitu", katanya tanpa beban.
Saya bayangkan seandainya kita melakukan apapun amalan dalam hidup kita, apalagi dalam bulan penuh berkah seperti Ramadhan, betapa banyak akumulasi pahala yang kita peroleh dan betapa banyak hikmah keikhlasan yang bisa kita rasakan.
Belajar dari kisah Pak Rahman, menyadarkan betapa ukuran-ukuran tentang ibadah, amalan-amalan kita sehari-hari maupun di dalam bulan Ramdhan, yang kadangkala menjebak kita dalam formalitas ternyata hanya membutuhkan kunci sebuah keiikhlasan.
Begitu sederhana, namun dalam kehidupan kita yang semakin banyak godaan, ternyata menjadi tidak mudah. Semua kembali kepada diri sendiri.
Akan lebih baik, seperti sabda Nabi, "sebaik-baik manusia, adalah yang bisa memberi manfaat bagi manusia lainnya".
Apakah segala amalan Ramadhan yang sedang kita jalani dan akan kita lakukan dalam hari-hari mendatang, bisa mengantarkan kita pada keikhlasan sederhana seperti sosok Pak Rahman?. Semoga kita diantara barisan orang-orang yang beruntung tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H