Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nasib Televisi Jadul Di Kampung Terpencil Setelah Analog Switch Off

5 April 2022   15:17 Diperbarui: 8 April 2022   14:31 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan model itu, sinyal mudah terganggu kondisi cuaca, sehingga jika hujan deras siaran bisa tiba-tiba hilang atau blur. Tingkat gangguannya tergantung jarak dan lokasi geografis TV dari lokasi sinyal utamanya. Semakin jauh transmisinya akan semakin buruk penerimaan sinyalnya.

Kelemahan ini membuat sisitem TV analog berbiaya mahal, karena harus tersedia menara sebagai transmisinya. Setiap menara hanya dapat diakses oleh beberapa receiver atau antena penerima.

Sedangkan TV digital sinyalnya digital dan analog sekaligus. TV digital ditransmisikan sebagai bit data informasi seperti data pada CD atau DVD. Sehingga dapat diproses daur ulang, direkam, dipindahkan, dan digandakan, tidak lagi statis hanya dalam format siaran satu arah.

Dengan menggunakan sistem satelit, jangkauannya menjadi lebih luas.

Kedua;  Kualitas gambar

Tampilan visual atau gambar  yang kita tonton di TV lama-analog, dipengaruhi jarak pemancar televisinya. Maka di daerah terpencil, siaran TV bisa saja tidak terjangkau. Dibutuhkan medium menara transmisi yang banyak jumlahnya, karena setiap TV aksesnya terbatas kepada menara penerima tersebut.  

Apalagi TV analog memakai tabung sinar katoda, berupa tabung besar yang bisa saja meledak ketika terkena sambaran petir melalui antena yang terpasang di luar. Jika putus tabung katoda, sulit di cari gantinya.

Sementara TV digital menggunakan layar panel datar seperti LCD, plasma, atau LED, dengan resolusi gambar High Definition (HD), berkualitas tinggi hingga resolusi 720p/ 1080p. 

Ketiga; Ukuran layar TV. 

Tidak seperti ketika saya kecil dulu, saat kotak televisi bisa dimasuki, karena besarnya kotak tersebut. Bahkan diawal kehadiran TV model barunya pun juga masih berukuran besar, biasanya berukuran 30 inci dan berbentuk layar cembung. 

Layar TV digital kini berukuran layar lebih lebar hingga 50 inci, dilengkapi bezel tipis, hingga tipisnya seukuran buku. Kotak TV model lama kini telah jauh tersingkir, dengan begitu banyak pilihan hasil kemajuan digitalisasi.  

Pemerintah di beberapa negara melakukan beberapa kebijakan yang berbeda. Ada yang secara langsung melakukan analog switch off-langsung menghentikan siaran tv analog, namun ada yang secara perlahan melakukan tahapan penghentian siaran.

Beberapa negara juga memfasilitasi penyediaan set top box secara gratis. Atau memberikan subsidi dalam pembelian set top box.

Bagi pemilik TV analog di Indonesia, ketika Pemerintah menghentikan siaran TV analog (analog switch off), masyarakat tidak perlu membeli perangkat televisi baru bagi yang tidak memiliki TV digital.

Namun cukup menggunakan perangkat set-top-box (STB) yang tinggal dicolokkan ke perangkat TV, sehingga bisa mengakses siaran TV digital.

Pemerintah seperti disampaikan Kominfo, juga menjanjikan memberikan STB gratis sebanyak 3.202.470 unit dan didistribusikan kepada rumah tangga miskin di 56 wilayah. Mulai didistribusikan pada 15 Maret hingga 30 April 2022 mendatang. Jangan sampai ketinggalan.

Masyarakat yang berhak mendapatkan set top box gratis, cukup menyiapkan KTP dan NIK.

referensi:1,2,3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun