Film ini diambil di lokasi di salah satu pemukiman manusia paling terpencil di dunia dan produksinya harus bergantung sepenuhnya pada baterai surya.Â
Sebagian besar aktor Sherab Dorji, Ugyen Norbu Lhendup, Kelden Lhamo Gurung, Pem Zam, Sangay Lham dan
Chimi Dem, adalah penggembala Yak lokal yang belum pernah melihat dunia di luar desa mereka.
Bukankah ini sungguh menakjubkan!. Filmnya melanglang buana, sementara para bintang yang harus dielu-elukan karena kepopularitasan dan aktingnya, justru tak mengenal dunia lain di luar gunung-gunung tinggi yang menyentuh awan dan sejengkal dari pusat matahari
Sutradara Choyning Dorji berkata, "dengan 'Lunana: A Yak in the Classroom,' saya hanya ingin berbagi cerita yang berbeda secara budaya, geografis, dan bahasa dari seluruh dunia. Tetapi sebuah cerita yang menyentuh nilai kemanusiaan universal untuk mencoba mencari tahu di mana kita berada sebenarnya."
"Saya pikir selama pandemi ini, ketika kita sangat menderita karena penyakit, perpisahan, dan kecemasan, merayakan nilai-nilai yang menyatukan kita bersama karena kemanusiaan sangat membantu kita,".
Kita tunggu saja tanggal mainnya, apakah 'Lunana: A Yak in the Classroom, bakal naik kelas, ke podium penerima penghargaan Oscar tahun 2022 kali ini.
Kebanggan ini, akan mewakili para sineas Asia, yang karya-karyanya semakin dinikmati dan didengar pesan-pesan universalnya.
referensi; 1, 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H