main-main.id
Seorang kaisar Tiongkok, dalam sebuah pertempuran besar selama berbulan-bulan, kehabisan stok pasukan, sementara perang belum juga ada tanda-tanda berakhir. Kemudian ia meminta panglima perangnya mencari tambahan jumlah pasukan.
Sang panglima mengusulkan menggunakan seluruh kekuatan baru dari para perempuan, tidak peduli dari kalangan apapun. Kaisar tidak setuju, karena butuh waktu melatih para perempuan berlatih teknik perang.
Setelah diyakinkan si panglima, Kisar menyetujui usulan itu. Maka seluruh pasukan baru yang terdiri dari para perempuan dibariskan. Beberapa perempuan merasa canggung, dan merasa aneh. Beberapa perempuan bahkan tertawa setiap kali melihat penampilan mereka saat berlatih.Â
Untuk membangun disiplin, pasukan baru lantas dilengkapi seragam perang. Seketika sikap mereka berubah. Apalagi ketika aturan sebagai seorang prajurit juga semakin ketat, terutama soal disiplin.
Hasilnya dalam waktu singkat para perempuan itu menjadi pasukan siap tempur, berkat aturan dan seragam perangnya.
Pentingnya Seragam
Catatan tentang seragam, sebagai identitas dan cara membangun  kesiplinan adalah salah satu poin penting. Seragam juga menjadi penanda hirarki karena berdasarkan kepangkatan, atau warna bajunya.
Seragam juga bisa menjadi cara membangun disiplin secara cepat dan instan, karena keharusan memakai pakaian khusus itu selama bertugas.
Di negara-negara Asia ada kecenderungan seragam menjadi seperti kebutuhan, dalam konteks seragam untuk bersekolah. Berbeda dengan negara-negara di Eropa yang tidak begitu ketat soal seragam. Kecuali untuk institusi khusus seperti kepolisian, kemiliteran dan instansi dinas tertentu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!