arthanugraha.com
Sebenarnya ini hanya sebuah pemikiran sederhana. Ketika mencoba mengadopsi pertarungan dan gaya tarung dua raksasa industri otomotif yang sedang digdya saat ini. Toyota versus Tesla. Kedua mengusung dua jargon, versi Toyota Way-Kiichiro Toyoda, yang telah teruji zaman, dan Tesla Way-Elon Musk, debutan yang melompat dan melejit dengan inovasi "penuh ketidaksabarannya".
Menarik juga jika wacana yang kita bangun bisa mengadopsi dua model petarung dunia industri otomotif, tapi menjadi sebuah wawasan yang lain tentang, membangun personality dalam disrupsi yang makin menggila.
Apakah cara Toyota Way atau justru Tesla Way yang harus kita jadikan rujukan agar bisa berdinamika dengan perubahan. Atau ada jalan tengah?.
Memang jika rujukannya adalah era 4.0 yang serba cepat, instan, Tesla Way menjadi metode standar, konsep inovasi dengan prinsip bertindak terlebih dahulu, baru kemudian melakukan perbaikan. Dengan pilihan-pilihan itu, banyak kejadian atau kesalahan dan gejolak harus diredam dengan kerja keras. tapi semuanya sebanding dengan capaiannya.
Jika Toyota butuh berpuluh tahun menghasilkan sebuah inovasi, Tesla hanya butuh berbilang tahun untuk bisa mengantar moda transportasi ke Mars. Hanya saja dibutuhkan mental baja melawan kritikan.
Jika seseorang berbisnis, banyak produk penjualan di return, pertanda itu alamat buruk. Hanya saja karena Tesla bermain dalam industri inovasi otomotif yang serba baru, semua orang maklum adanya. dari tak ada mobil berbaterai lithium, kini telah diproduksi, dan ketika baterainya ngadat, maka publik berpikir, tinggal tunggu saja keluaran baterai terbaru. Semuanya juga barang inovasi canggih dan baru.
Dua sisi Berlawanan
Dengan dua perbedaan yang bertolak belakang, para praktisi lean, kaizen dan six sigma punya sikap apatis terhadap tesla way. Mereka menggunakan kegagalan Tesla menjadi best practice manufacturing, karena bagaimanapun, perbaikan terus-menerus dapat mempengaruhi kredibilitas perusahaan.
Tapi, daya tarik lompatan Tesla membuat para pakar geleng-geleng kepala. Di tahun 2020 saja, fakta bahwa Tesla telah melampaui Toyota sebagai perusahaan produsen mobil dengan nilai valuasi pasar paling tinggi di dunia, menjadi kejutan luar biasa.
Para investor sepertinya percaya bahwa cara Tesla itu, justru akan jadi masa depan dari industri. Dan cara-cara Toyota terpaksa harus dipertimbangkan kembali dengan segala konsekuensinya.Â
Bagaimanapun pendekatan manusia masih relevan hingga saat ini, ditengah deru robotik. Jadi memaksakan sistem robotik sepenuhnya sebagai cara inovasi dan efisiensi belum sepenuhnya dijadikan pilihan.