Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka "Si Peniup Peluit", Dari Irine, Frances Hingga Snowden

5 Februari 2022   23:08 Diperbarui: 12 Februari 2022   15:16 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun dalam realisasinya seperti diungkap dalam laporan Asia-Pacific Fraud Survey Report (2015), dari perusahaan akuntan Ernst and Young (EY), 45% dari perusahaan yang disurvey mengakui, mereka belum menerapkan hotline whistleblower. Salah satu alasannya berkaitan dengan, meningkatnya ketakutan kurangnya perlindungan hukum, atau kurang terjaganya kerahasiaan untuk whistleblower.

Jika tidak ada sarana sebagai medium kita menjadi whistleblower, kita bisa melakukannya secara personal. Namun, jika tersedia sarana yang memungkinkan kita melakukan tindakan whistleblower di instansi, seperti fasilitas hotline whistleblower, apa tindakan kita?.

Pertama; Menetapkan kebijakan hotline whislteblowing

Terapkan kebijakan whistleblowing dan pastikan setiap karyawan tahu dengan berbagai cara, termasuk sekedar materi promosi. Karyawan diberi tahu langkah- langkah tepat yang dapat mereka lakukan dalam melaporkan masalah.Untuk hasil terbaik, hotline seharusnya dikelola pihak ketiga yang independen, untuk memastikan anonimitas dan seluruh informasi disimpan dengan kerahasiaan yang ketat.

Kedua; Berikanlah kepercayaan kepada karyawan

Kekuatiran mereka akan ditanggapi secara serius dan isu yang ada akan direspon dan diinvestigasi dengan segera. Karyawan harus diberikan kepercayaan bahwa laporan mereka akan ditangani secara rahasia karena mereka mempertaruhkan posisi mereka untuk menjadi sasaran intimidasi dan pembalasan dari mereka yang terlibat dalam kecurangan tersebut.

Ketiga; Menerapkan kebijakan keterbukaan

Bagian personalia berperan terbesar memastikan karyawan aman dan nyaman dan terbuka untuk masalah apapun. Bagian pesonalia membantu membudayakan etika yang kuat dan menerapkan kebijakan keterbukaan, agar karyawan tidak takut melaporkan adanya kecurangan atau meminta saran dari personalia professional.

Keempat; Gunakan kotak saran anonym

Orang Asia umumnya memiliki budaya yang sangat berbeda dengan orang barat. Kita memiliki kecenderungan untuk tidak berbicara karena takut dihakimi, apalagi menimbulkan rasa takut, akan reaksi saat melaporkan tindakan yang mencurigakan. Orang Asia lebih memilih melaporkan suatu masalah secara anonim. Walaupun dilakukan dengan diam-diam terdengar cukup mengerikan, hal ini telah membantu polisi untuk mencegah kejahatan dalam banyak hal.

Jadi pertimbangkan untuk menggunakan kotak saran anonim di tempat kerja. Sertakan formulir bagi whistleblower untuk menyertakan bukti yang mendukung atau setidaknya nomer untuk menghubunginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun