Setidaknya even itu menjadi ajang pembuktian paling prestisius di tingkat Asia, karena kehadiran beberapa timnas yang malang melintang sebagai jawara, seperti Thailand dan Vietnam yang tak pernah bisa diremehkan.
Alternatif lain yang bisa dipikirkan lebih matang , sebagai salah satu jalan keluar, barangkali timnas harus pindah ke zona Pasifik Oceania yang ditinggalkan Australia, agar bisa lolos ke Piala Dunia. Meskipun kejadian terberatnya jika 1 slot zona Oceania sudah didapat timnas Indonesia, harus playoff lawan peringkat 5 dari zona Comebol.Â
Artinya tetap saja ada even "antara", yang harus "dilangkahi" sebelum masuk kualifikasi Piala Dunia. Tapi dengan kondisi timnas yang baru saja "gagal" lolos uji coba piala AFF 2020, tentu saja timnas bisa saja justru akan jadi bulan-bulanan dalam penyisihan grup. Simalakama jadinya.
Kedua pilihan itu sama-sama berpeluang, meski di Piala Asia harus bertemu timnas jawara AFF, tapi bisa saja peluangnya mungkin bisa lebih besar, dengan formasi baru ala STY. Atau jika mau lebih sabar, tunggu saja apa tambahan aturan FIFA terbaru yang bisa membuat timnas makin berpeluang masuk kualifikasi.
Bisa saja, ruang-ruang peluang itu akan diisi oleh Brunei Darussalam, Timor Leste atau Kamboja. Tapi jika delapan jatah itu diisi tim-tim lain yang juga berpeluang yang sama seperti; Jepang, Korea, Arab Saudi, Iran, Australia, Uzbekistan, Thailand dan Vietnam, bisa gawat.Â
Meskipun di Asia Tenggara timnas kita mulai diperhitungkan dengan cermat oleh lawan-lawan, kita tak mau nasib buruk yang sama akan dialami timnas skuad Garuda, seperti dialami timnas Pertiwi Garuda.
Jangan pikir naturalisasi harga mati bisa melompat ke Piala Dunia 2026, langkahi dulu Piala Asia 2023, buktikan naturalisasi itu bukan sekedar jalan pintas membuat timnas jadi "raksasa" baru. Butuh konsolidasi, transisi, agar anggota timnas lain beradaptasi dengan kemampuan dan strategi yang sudah mumpuni di kuasai para naturalisasi timnas yang baru. Terbang tinggi, timnas Garuda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H