Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Buang Kutukan, Langkahi Piala Asia 2023, Baru Mikir Piala Dunia 2026

4 Februari 2022   21:41 Diperbarui: 18 Februari 2022   04:42 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tempo.co

Akhirya peluang timnas berlaga di Piala Dunia 2026 terbuka. Kualifikasinya akan di mulai pada tahun 2024 dan 2025. Sedangkan kualifikasi Piala Asia 2023 sudah akan dimulai pada Juni 2022, lima bulan mendatang.

panditfootball
panditfootball

Peluang itu terbuka karena aturan baru dari FIFA. Fans bola Indonesia sudah sejak lama punya impian, timnas bisa main di Piala Dunia, apapun hasilnya. Dalam aturan baru yang dicanangkan FIFA, terdapat perubahan, berupa penambahan kuota peserta untuk Piala Dunia 2026 mendatang, dari 32 tim menjadi 48 tim.

Peraturan baru mempengaruhi kuota zona Asia yang melonjak menjadi delapan slot, dari hanya empat slot sebelumnya. Peluang inilah yang menjadi kans besar timnas Indonesia berpeluang masuk dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.

Namun untuk sampai kesana, timnas perlu berbenah, dengan menggunakan semua kesempatan laga-laga "batu loncatan", agar timnas semakin teruji kesolidannya. Karena delapan slot itu akan diperebutkan tim-tim debutan calon peserta seleksi Piala Dunia yang baru keluar dari even AFF 2020, salah satunya. 

Apalagi, jika melihat peta dan track record timnas yang selalu menjadi runner up selama 6 kali even AFF di gelar, menjadi pertanyaan besar sekaligus tantangan besar. Apakah kita bisa beranjak lebih jauh dari sekedar runner up di zona Asia Tenggara?.

Buktikan di Piala Asia dulu

Even terbesar dan terdekat adalah Piala Asia 2023. Mengapa even itu penting menjadi "penguji" kekuatan timnas?.

99.co
99.co

Setelah riuh mendatangkan para pemain naturalisasi berdarah Indonesia, sekarang giliran pembuktian. Apakah skuad baru Garuda sudah bisa unjuk gigi di ajang Piala Asia 2023. 

Setidaknya even itu menjadi ajang pembuktian paling prestisius di tingkat Asia, karena kehadiran beberapa timnas yang malang melintang sebagai jawara, seperti Thailand dan Vietnam yang tak pernah bisa diremehkan.

Alternatif lain yang bisa dipikirkan lebih matang , sebagai salah satu jalan keluar, barangkali timnas harus pindah ke zona Pasifik Oceania yang ditinggalkan Australia, agar bisa lolos ke Piala Dunia. Meskipun kejadian terberatnya jika 1 slot zona Oceania sudah didapat timnas Indonesia, harus playoff lawan peringkat 5 dari zona Comebol. 

Artinya tetap saja ada even "antara", yang harus "dilangkahi" sebelum masuk kualifikasi Piala Dunia. Tapi dengan kondisi timnas yang baru saja "gagal" lolos uji coba piala AFF 2020, tentu saja timnas bisa saja justru akan jadi bulan-bulanan dalam penyisihan grup. Simalakama jadinya.

Kedua pilihan itu sama-sama berpeluang, meski di Piala Asia harus bertemu timnas jawara AFF, tapi bisa saja peluangnya mungkin bisa lebih besar, dengan formasi baru ala STY. Atau jika mau lebih sabar, tunggu saja apa tambahan aturan FIFA terbaru yang bisa membuat timnas makin berpeluang masuk kualifikasi.

Bisa saja, ruang-ruang peluang itu akan diisi oleh Brunei Darussalam, Timor Leste atau Kamboja. Tapi jika delapan jatah itu diisi tim-tim lain yang juga berpeluang yang sama seperti; Jepang, Korea, Arab Saudi, Iran, Australia, Uzbekistan, Thailand dan Vietnam, bisa gawat. 

Meskipun di Asia Tenggara timnas kita mulai diperhitungkan dengan cermat oleh lawan-lawan, kita tak mau nasib buruk yang sama akan dialami timnas skuad Garuda, seperti dialami timnas Pertiwi Garuda.

Jangan pikir naturalisasi harga mati bisa melompat ke Piala Dunia 2026, langkahi dulu Piala Asia 2023, buktikan naturalisasi itu bukan sekedar jalan pintas membuat timnas jadi "raksasa" baru. Butuh konsolidasi, transisi, agar anggota timnas lain beradaptasi dengan kemampuan dan strategi yang sudah mumpuni di kuasai para naturalisasi timnas yang baru. Terbang tinggi, timnas Garuda!

 Referensi; 1,2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun