Reaksi yang ditunjukkan anak terhadap stimulan tindak pornografi menjadi tidak logis, karena sebagian dari otaknya dalam kendali emosional dengan  mengorbankan logika.Â
Penelitian  kekerasan seksual anak menemukan bahwa anak-anak korban kekerasan seksual dapat menjadi pelaku kekerasan seksual. Anak dapat melakukan kekerasan seksual pada saudara sekandung, teman sekelas, dan teman sebayanya. Kejadian ini menjadi peristiwa berulang da saling berkaitan. Korban, kemudian beralih menjadi pelaku.
Penelitian para ahli neuroscience dan neuropsychology menyatakan, terdapat bukti klinis bahwa seks dan pornografi sebagai adiksi (DSM/ Diagnostic Statistical Manual of Mental Disroder). Jika anak mulai kecanduan hal-hal yang berbau porno, maka dengan mudah seorang anak melakukan pelecehan seksual, karena memang struktur otak mereka yang belum matang. Anak-anak di sekolah mempraktekkkan perilaku ini kepada anak-anak junior di bawahnya. Ini menjadi semacam uji coba, trial and error, stimulasinya akan meningkat seiring dengan "keberhasilan' eksperimen pornografinya itu.
Kastleman, (2007), juga menyatakan bahwa dibalik penggunaan pornografi melalui internet terdapat 4 (empat) A yaitu Aksesible, Affordable (terjangkau), Anonymous (anonym), Aggressive. Ketika empat unsur itu terpenuhi, peluangnya muncul, maka aksi terebut dapat dilakukan.
4 Tahapan Berbahaya
Menurut Armando(2004), tahapan anak-anak melakukan tindakan sebagai efek dari kecanduan tayangan pornografi hingga dapat berperilaku layaknya predator, meliputi 4 tahapan :Â
Pertama; Tahap Addiction (kecanduan);
Kebiasaan mengakses konten pornografi, sekalipun awalnya dipicu dari ketidaksengajaan, bisa menjadi stimulan yang membuatnya menjadi pecandu. Anak-anak dengan akses mudah dan personal atas gadgetnya, bisa mengalami tahapan ini.Â
Ketika ia mulai menyukai materi cabul (yang bersifat  pornografi),maka ia akan mengulanginya dan terus menerus mencari materi tersebut hingga terpuaskan.Â
Bahkan efek buruknya, seperti halnya candu, jika tidak mengkonsumsi konten pornografi maka ia akan mengalami "kegelisahan". Mereka akan menggunakan kesempatan dan medium yang dimiliki untuk mengakses konten yang dapat memuaskan keinginannnya.
Kedua, Â Tahap Escalation (eskalasi);Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!