Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bisakah Ricky Kambuaya Main Di Klub Elite Eropa?

7 Januari 2022   09:37 Diperbarui: 10 Januari 2022   23:26 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga sebuah pertandingan semestinya menjadi peluang dan kesempatan bagi para pemain untuk menunjukkan kebolehan dan bakatnya, tidak lagi sekedar sebuah formalitas pertandingan.

Faktanya, bahwa banyak mata di luar sana yang setiap saat secara jeli mengamati gerak-gerik, dan sepak terjang setiap individu. Ini sebenarnya sebuah fakta menarik, karena ketika kita berbicara penguatan kapasitas, yang semestinya bisa dilakoni setiap pemain dalam sebuah timnas sebuah negara, sebenarnya peluang menuju kesana juga terbuka luas. 

Persoalan bahwa memasuki ruang belajar yang bergengsi itu mahal dan tidak mudah, dapat dengan cepat diatasi dengan hanya menampilkan performa secara apik dalam setiap pertandingan.

Asnawi Mangkualam, kapten timnas Indonesia, pernah merasakan bagaimana pengalaman bisa bergabung dengan tim di luar sana. Asnawi juga tak menampik rekan-rekannya memiliki kesempatan besar untuk berkarier di luar negeri. Terlebih, ia mempunyai pengalaman selama hampir empat tahun di klub asal Korea Selatan, Ansan Greeners. Asnawi bahkan menyarankan, jangan menolak rezeki bermain di klub elit di luar sana, sebagai kesempatan mengasah  bakat dan menguatkan mental.

Sebuah Mindset Baru

Problem tentang bagaimana membentuk karakter para pemain agar bisa menjadi pemain berkualitas dalam sebuah tim, mengingatkan saya dengan dialog dalam film Goal! The Dream Begins. Film tentang personifikasi tokoh sepakbola yang bermuatan filosofi kehidupan.

Salah satu petikan dialognya, 

"Nama besar di depan kaos lebih penting daripada nama di belakang, mengapa?, karena kita bermain untuk sebuah tim bukan one man show!".--dialog Munez Santiago dan Pelatihnya Dornhelm dalam film Goal! The Dream Begins itu.

Muatan dialog tersebut setidaknya memiliki keterwakilan untuk membaca realitas persepakbolan kita saat ini. Talenta bermain saja ternyata tidak mencukupi untuk membuahkan sukses.

Ini pula dasar intisari yang mengilhami film besutan Danny Cannon yang dibintangi Kuno Becker, Alessandro Nivola, Marcel Iures, dan Stephen Dillane. Mengangkat sisi talenta, membenturkannya dengan pahitnya tantangan dan mempertemukan dengan 'kesadaran' diri dalam sebuah tim.berhadapan dengan keharusan berkolaborasi dalam sebuah tim.

Suatu ketika Dornhelm sang pelatih kembali bertanya, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun