brillio.net
Toko roti itu berada persis di tengah kota, di sebelah kiri tugu lawet menghadap langsung ke utara. Sebuah etalase kaca berada di pintu masuk dan deretan kue salah satunya klapertart berada dalam pajangan itu.Â
Aku tak ingat apakah kue itu memang menjadi menu sehari-hari atau hanya khusus ada di hari tertentu di setiap minggunya, bisa jadi salah bisa juga benar.
Karena yang bisa mengingatnya dengan tepat pastilah tanteku jika memang begitu halnya, karena tante akan mengajakku ke toko itu hampir setiap kali ada waktu dan pastinya tahu benar kapan kue itu ada di pajangan dan kemudian mampir kesana membelikanku kue itu.
Kenapa tante harus membelinya setiap kali jalan-jalan, sebenarnya lebih karena permintaanku, setiap kali diberi penawaran aku cuma bisa mengingat kue yang satu itu, makanya tante cuma tahu aku suka dengan klapertart itu.Â
Tapi kue itu seperti menjadi makanan kebangsaanku pada akhirnya, karena jika untuk sekian lama aku tak menemukannya aku akan mencari dan mencarinya lagi.Â
Bahkan untuk waktu yang panjang setelahnya, aku masih bisa mengingatnya dengan baik, meskipun waktu dan kisah sudah berjalan begitu jauh meninggalkan masa lalu.
Kue itu berbentuk jajaran genjang, atau segitiga, hampir mirip kue adee di Aceh, hanya saja berbahan baku tape  dengan campuran adonan tepung, bukanya ubi. Aku baru bisa mengingatnya lagi ketika tak sengaja membeli buku berisi kumpulan resep klapertart, untungnya buku itu tak mengecewakan, dicetak dengan edisi luks hard cover, aku tidak sekedar ingin menyimpannya sebagai buku, tapi juga sebagai kenangan dari masa laluku.
Kue itu mewah menurutku, aku bahkan jarang memakannya jika bukan karena dibelikan tante, di lain waktu aku hampir tak punya peluang dan kesempatan untuk menikmatinya, apalagi dengan ibuku. Ibuku mungkin tahu benar aku menyukai kue itu hanya saja karena faktor keuangan yang menghalangi ibuku memanjakanku dengan membelikannya kue itu. Dan ibu cuma bisa membiarkan dengan perasaan yang tak bisa kutebak, ketika tante mengajakku jalan dan menjanjikan akan membelikan kue itu untukku.
Aku kini seraing membuatnya sendiri di bantu istriku.
Ini resep spesial kami karena di Aceh banyak durian dan murah harganya.
Klappertart durian. Baca detailnya disini; Resep Klappertart  2020 brilio.net
Bahan A:
- 1000 ml susu cair
- 40 gr tepung terigu serbaguna
- 40 gr maizena
- 25 gr tepung custard
- 100 gr gula halus
- 1 sdt vanilli essence
- 100 gr butter
- 225 gr daging durian
- Daging kelapa muda dari 1 buah kelapa, iris memanjang
- 5 buah kuning telur
Bahan B:
- 5 buah putih telur
- 3 sdm gula pasir
- 2 sdm terigu
Topping :
- Kayu manis bubuk
- Almond Alice 3 sdm
- Cup aluminium foil 18 buah
Cara membuat:
1. Bahan A: dalam wajan campurkan susu, terigu, maizena, custard, kuning telur, gula halus dan vanilli essence, aduk.
2. Nyalakan api, kecil saja, masak adonan sampai berbuih dan mengental sambil terus diaduk agar tidak bergerindil. Matikan api.
3. Masukkan butter. Aduk rata.
4. Masukkan daging durian dan daging kelapa. Aduk rata. Sisihkan.
5. Bahan B: kocok putih telur dan gula sampai kaku lalu tambahkan terigu, aduk sampai rata.
6. Tuang adonan bahan A di dalam cup aluminium sampai 4/5 penuh.
7. Panggang di oven yang sudah dipanaskan sebelumnya, dengan suhu 180 derajat Celcius selama 15-20 menit.
8. Keluarkan lalu beri adonan B di atasnya dan taburi dengan kayu manis bubuk dan almond slice.
9. Panggang kembali 20 menit dalam suhu 180 derajat Celsius.
10. Matang, tiriskan. Masukkan dalam chiller 2-4 jam/semalaman.
11. Sajikan klapertart ketika dingin.