Pertanyaannya adalah:
Apakah lantas kita masih mau menyalahkan seseorang yang hanya dijadikan kambing hitam oleh wahaby??!
Apakah lantas pendapat, sikap dan perkataan dari seorang yang dalam kondisi majdzub, yang belakangan diklaim oleh wahaby, juga patut kita persalahkan??! Padahal kita tau bahwa apa yang menjadi pengalaman spiritual seseorang, dan tidak dapat dimengerti oleh kebanyakan orang itu tidak bisa dijadikan referensi dan rujukan hukum.
Karena pengalaman spiritual itu berbeda antara setiap pelaku dan personalnya.
Bagaimana mungkin situasi dan reaksi itu dapat dijadikan rujukan lalu dipersalahkan jika seorang nabi dan rosul sekelas Nabi Musa, yang mendapat gelar kaliimulloh -'alaihissalam- saja tidak dapat mengerti akan perilaku yang dilakukan oleh Nabi Khidlir???
Beliau merusak kapal, membunuh anak kecil yang tak berdosa, dan merenovasi tembok rumah yang hampir runtuh tanpa memungut bayaran sepeserpun.
Apakah semua itu dapat dijadikan referensi dan rujukan hukum???
Apakah lantas Nabi Khidlir dapat dipersalahkan, hanya karena keterbatasan pemahaman dan indera kita??? Wallohu A'lam bisshowaab,,,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H