Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik 2010: Grunge, Does It Really Matter?

30 April 2011   17:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:13 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Soleh Solihun, betapapun konyol dan kurang ajarnya dia punya celoteh, sesungguhnya mengungkapkan kebenaran.

Tidak ada orang yang peduli ketika grunge pertama kali lahir dari kota tukang kayu, Seattle. Tidak juga ada yang mau tahu ketika akhirnya grunge mati dan membusuk seiring kematian Kurt Cobain. Lalu kenapa kita, belakangan ini, demikian sibuk mengatakan bahwa grunge terlahir kembali?

Still stand and still strong!

Siapa kiranya yang hendak kita yakinkan? Apakah bukan diri kita sendiri, para pecinta grunge yang tidak percaya diri?

Jangan tanya definisi grunge pada saya. Sejujurnya, saya tidak mengerti.

Saya mencintai Pearl Jam. Sangat menikmati Alice in Chains. Memahami Nirvana dengan cukup baik. Dan sama sekali tidak keberatan dengan Soundgarden.

Bagi saya, di kotak manapun keempat dedengkot musik itu diletakkan, tidak menjadi masalah. Di tingkat manapun ketenaran mereka saat ini, bukanlah hal yang patut saya risaukan.

Kesenangan saya mendengarkan karya-karya mereka tidak berkurang hanya karena jatah penayangan mereka di tivi dan radio sudah nyaris punah. Kebanggaan saya sebagai penggemar tidak luntur lantaran wajah mereka tak lagi muncul di koran maupun majalah.

Mainkan grunge dari hati, dan saya akan melahapnya!

Bagi saya, pertunjukan di The Rock semalam meraih pencapaian tertingginya ketika Andy /Rif menyuarakan Rooster bersama Alien Sick, yang kali ini diperkuat Nito. Energi performer yang tulus mengalir mulus dan deras ke audiens. Ditangkap, dicerna, dan dikembalikan dengan tak kalah bertenaga.

Menyenangkan? Pasti! Memuaskan? Saya rasa tulang rongsokan saya masih mampu menanggung lima sampai sepuluh lagu, dengan energi pada level seperti itu, lagi.

Kejutan manis diberikan Konspirasi, yang akan meluncurkan album perdananya dalam waktu dekat, di sesi terakhir, ketika malam berganti dini hari. Black Gives Way to Blue dan Check My Brain. Dua lagu dari album terbaru Alice in Chains yang seolah mengokohkan pernyataan diatas, bahwa grunge memang masih tegar berdiri.

Namun bagi saya, setidaknya untuk BGWtB, itu adalah simbol ditanggalkannya semua kenangan sekaligus dimulainya sebuah babak baru. Kerelaan untuk melepaskan warna yang sudah melekat demikian lama. Periode baru dari grunge, yang dalam perjalanannya kedepan mungkin akan berganti nama, bentuk, dan tidak mustahil, filosofi.

Dan Anji Drive, betapapun dia sudah babak belur dihajar sepak pojok, tendangan bebas, dan bahkan tendangan pinalti dari Soleh Solihun sang MC, membuktikan bahwa kesungguhan hati bisa mengatasi banyak tantangan. Israel Son dan Tomorrow, yang dibawakannya bersama Stigmata di sesi pertama pertunjukan malam itu, sama sekali tidak mengecewakan.

Saya sungguh menikmati kehadiran sekian banyak punggawa musik yang lekat dengan nuansa grunge lokal. Yana Marvel, Anji Drive, Aryo The Dance Company, Andy /Rif, Anda Perdana, hingga Yuki Pas Band, semua menunjukkan warna diri sesungguhnya. Seberapapun jauhnya mereka telah berpaling, malam itu semua kembali pada akarnya. Sejenak menikmati lagi manisnya gairah memainkan musik karya sang idola.

Jikapun ada suatu kekurangan, kiranya pilihan lagu yang sangat beragam, baik dari pencipta, warna, maupun energinya, yang pada akhirnya membuat audiens bingung tak tentu rimba nuansa.

Dalam perjalanan pulang, sembari terkantuk-kantuk pada jam dua pagi, saya bertanya pada diri sendiri: apakah grunge yang membuat saya bahagia, ataukah performer yang memainkan musiknya sepenuh hati?

Jika kebenaran ternyata terletak pada pilihan kedua, apakah kemudian saya masih perlu repot-repot memikirkan grunge yang digadang-gadang sedang terlahir kembali?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun