Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik 2010: Grunge, Does It Really Matter?

30 April 2011   17:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:13 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kejutan manis diberikan Konspirasi, yang akan meluncurkan album perdananya dalam waktu dekat, di sesi terakhir, ketika malam berganti dini hari. Black Gives Way to Blue dan Check My Brain. Dua lagu dari album terbaru Alice in Chains yang seolah mengokohkan pernyataan diatas, bahwa grunge memang masih tegar berdiri.

Namun bagi saya, setidaknya untuk BGWtB, itu adalah simbol ditanggalkannya semua kenangan sekaligus dimulainya sebuah babak baru. Kerelaan untuk melepaskan warna yang sudah melekat demikian lama. Periode baru dari grunge, yang dalam perjalanannya kedepan mungkin akan berganti nama, bentuk, dan tidak mustahil, filosofi.

Dan Anji Drive, betapapun dia sudah babak belur dihajar sepak pojok, tendangan bebas, dan bahkan tendangan pinalti dari Soleh Solihun sang MC, membuktikan bahwa kesungguhan hati bisa mengatasi banyak tantangan. Israel Son dan Tomorrow, yang dibawakannya bersama Stigmata di sesi pertama pertunjukan malam itu, sama sekali tidak mengecewakan.

Saya sungguh menikmati kehadiran sekian banyak punggawa musik yang lekat dengan nuansa grunge lokal. Yana Marvel, Anji Drive, Aryo The Dance Company, Andy /Rif, Anda Perdana, hingga Yuki Pas Band, semua menunjukkan warna diri sesungguhnya. Seberapapun jauhnya mereka telah berpaling, malam itu semua kembali pada akarnya. Sejenak menikmati lagi manisnya gairah memainkan musik karya sang idola.

Jikapun ada suatu kekurangan, kiranya pilihan lagu yang sangat beragam, baik dari pencipta, warna, maupun energinya, yang pada akhirnya membuat audiens bingung tak tentu rimba nuansa.

Dalam perjalanan pulang, sembari terkantuk-kantuk pada jam dua pagi, saya bertanya pada diri sendiri: apakah grunge yang membuat saya bahagia, ataukah performer yang memainkan musiknya sepenuh hati?

Jika kebenaran ternyata terletak pada pilihan kedua, apakah kemudian saya masih perlu repot-repot memikirkan grunge yang digadang-gadang sedang terlahir kembali?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun