Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik 2009: Acoustology - Life Breaks Free

30 April 2011   17:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:13 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Entah ini kebetulan, atau kesialan, lagu ini rasanya cocok sekali dipersembahkan bagi Haikal, Anda Bunga, dan anak dari Alex Kuple, yang semuanya sedang berjuang menghadapi demam berdarah. Meskipun, tentu saja, tema lagu ini tidak ada kaitannya dengan penyakit gara-gara gigitan nyamuk keparat itu.

Di nomor ini saya mengkhususkan diri untuk diam dan sepenuhnya menikmati permainan gitar Nito. Sejak pertama kali melihat permaianannya dengan sungguh-sungguh di Grungecoustic (edit: yang benar adalah Acoustic Rendition on PJ's Songs) dua tahun lalu, inilah saat dimana saya benar-benar terpuaskan. Solo gitar yang mengawali lagu, menengahi, dan mengakhirinya, luar biasa indah. Mengalir, menyentak, menggigit. Menimbulkan luka beracun yang teramat nikmat di hati.

Kemanjaan para die hard semakin menemukan muaranya. Soon Forget dan Guaranteed mengalir kemudian. Ryo turun dan duduk bersama audiens di lantai. Petikan gitar yang bening mengalir laksana kucuran air terjun yang jernih. Meluncur jatuh kedalam jiwa kami yang semakin panas menjelang tengah malam. Sebuah perenungan indah dari Eddie Vedder.

Wajah akrab yang sudah demikian lama saya kenal muncul kemudian. Che, yang berulang tahun sehari sebelumnya, untuk pertama kalinya membawakan Ocean secara live di panggung. Benar-benar penuh penghayatan. Setelah sebelumnya dia membawakan Alive dengan sangat-sangat fasih.

Usut punya usut, ternyata Cupumanik tidak pernah bersedia membawakan lagu ini di panggung. Tidak heran jika jauh-jauh hari Che sudah memesan lagu tentang surfing ini pada Alex Kuple. Dan Sonic Wood, seperti juga semua performer malam itu, nyata-nyata merupakan gerombolan yang sangat menikmati tantangan. Tidak ada kata tidak bagi Pearl Jam. Semua disikat!

Dan, tolong dicatat, solo gitar dalam Alive kali ini menjadi yang terdahsyat dari semua versi yang pernah saya lihat secara live. Tidak heran jika kemudian gerombolan bule yang ternyata hapal semua lagu malam itu memberi penghormatan kepada Nito. Sebuah bentuk nyata bahwa persahabatan, sebagai bagian terindah dari kehidupan, menemukan jalannya sendiri melalui musik.

Tenggorokan sudah mulai kering ketika Jimmo KJP berduet dengan Ryo. Rearview Mirror dan Animal adalah menunya. Dan seperti gerombolan musafir padang pasir, kami mereguk dua lagu itu dengan rakus!

Hentakan Made pada drum, jalinan gitar Adhit dan Nito, dentuman bass Alex Kuple yang nyaris selalu duduk santai sepanjang perhelatan, dan duet vokal penuh tenaga dari Ryo serta Jimmo menghantarkan kami ke alam lain.

Tepian panggung, yang menjadi batas antara performer dan audiens, mendadak hilang ketika Ryo turun ke lantai. Liar tak terkendali! Akustik sudah berganti. Tak ada lagi. Ini adalah sesuatu yang sepenuhnya berbeda. Betapa energi Rearview Mirror dan Animal terlampau dahsyat untuk dikungkung dalam balutan akustik. Drop the leash dan semua pun lepas!

Gelombang meninggi dan mencapai puncaknya pada Comatose. Riot!

Sejujurnya, saya tidak punya kosa kata yang memadai untuk menggambarkan jalannya lagu yang dibagian awal diperkenalkan oleh Nito sebagai, "lagu lembut, duduk saja..." Asal tahu saja, di nomor inilah saya mendapat kenang-kenangan dari si bule yang terlampau asik ber-moshing ria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun