[4] Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo. hal. 290.
[5] Miriam Budiardjo. 1982. Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Gramedia.hal. 2.
[6] Diunduh dari Analisa munculnya masalah Pilkada http://www.lsi.co.id/artikel.php?id=268 pada Pada Jumat 26 November 2010 Pukul 16.30 WIB
[7] Diunduh dari Analisa munculnya masalah Pilkada http://www.lsi.co.id/artikel.php?id=268 pada Pada Jumat 26 November 2010 Pukul 16.30 WIB.
[8] Diunduh dari artikel berjudul: Politik Kartel dan Politik Bossism dalam Pilkada, dengan alamat http://scriptintermedia.com/view.php?id=4845 pada hari Selasa 23 November 2010 pukul 11:18 WIB.
[9] Sesi ke-9: Dinamika Politik Lokal (4):Dari Orang Kuat, klan, hingga Oligarkhi: Politicising Democracy: Local Politics and Democratisation in Developing, Chapter 3: Bossism and Democracy in the Philippines, Thailand, and Indonesia: Towards an Alternative Framework for the Study of ‘Local Strongmen’oleh T. Sidel.
[10] Geddes, B. (1993), Politicians Dilemma: Building State Capacity in Latin America, University of California Press, London, England dalam artikel Amalinda.Savirani, Dilema Para Politisi di Tingkat Lokal: Antara Mimpi Inovasi & Demokrasi. Jurnal JSP 2009.
[11] Cornelis Lay,. 1997. Kapita Selekta Masalah-Masalah Pemerintahan. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Dalam Negeri. hal. 38.
[12] Diunduh dari Penguatan Demokrasi Lokal http://icnie.org/2009/10/penguatan-demokrasi-lokal/ pada Jumat 26 November 2010 Pukul 19.35
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H