Mohon tunggu...
Wuri Puspita
Wuri Puspita Mohon Tunggu... -

mahasiswi ilmu sosial dan politik di Universitas Gadjah Mada angkatan 2009

Selanjutnya

Tutup

Politik

”Dilema Pemilukada sebagai Instrumen Penguatan Desentralisasi dan Otonomi Daerah”

7 Juni 2011   23:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[4] Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo. hal. 290.

[5] Miriam Budiardjo. 1982. Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Gramedia.hal. 2.

[6] Diunduh dari Analisa munculnya masalah Pilkada http://www.lsi.co.id/artikel.php?id=268 pada Pada Jumat 26 November 2010 Pukul 16.30 WIB

[7] Diunduh dari Analisa munculnya masalah Pilkada http://www.lsi.co.id/artikel.php?id=268 pada Pada Jumat 26 November 2010 Pukul 16.30 WIB.

[8] Diunduh dari artikel berjudul: Politik Kartel dan Politik Bossism dalam Pilkada, dengan alamat http://scriptintermedia.com/view.php?id=4845 pada hari Selasa 23 November 2010 pukul 11:18 WIB.

[9] Sesi ke-9: Dinamika Politik Lokal (4):Dari Orang Kuat, klan, hingga Oligarkhi: Politicising Democracy: Local Politics and Democratisation in Developing, Chapter 3: Bossism and Democracy in the Philippines, Thailand, and Indonesia: Towards an Alternative Framework for the Study of ‘Local Strongmen’oleh T. Sidel.

[10] Geddes, B. (1993), Politicians Dilemma: Building State Capacity in Latin America, University of California Press, London, England dalam artikel Amalinda.Savirani, Dilema Para Politisi di Tingkat Lokal: Antara Mimpi Inovasi & Demokrasi. Jurnal JSP 2009.

[11] Cornelis Lay,. 1997. Kapita Selekta Masalah-Masalah Pemerintahan. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Dalam Negeri. hal. 38.

[12] Diunduh dari Penguatan Demokrasi Lokal http://icnie.org/2009/10/penguatan-demokrasi-lokal/ pada Jumat 26 November 2010 Pukul 19.35

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun