Bayang-Bayang pandemi Covid 19 masih menghantui publik di dunia termasuk Indonesia. Bayang-Bayang itu terasa semakin lekat dan mencekam dengan informasi adanya varian baru yang disebut Omicron.Â
Tapi benarkah bayangan hantu Omicron itu benar-benar menakutkan? Benarkah varian omicron membatasi pergerakan manusia untuk saling berinteraksi? Jawaban itu tergantung sudut pandang. Masing-masing orang bisa berbeda.Â
Tapi saya ingin melihatnya lebih dekat, dengan melihat kenyataan di masyarakat, apalagi saat Natal dan Tahun Baru 2022. Omicron bagaimanapun menakutkannya, nyatanya seperti tak terbukti menakutkan sehingga setiap orang tak ingin bepergian.Â
Kondisi sebaliknya terjadi. Meskipun sempat desas desus penerapan PPKM Level 3 terlanjur beredar di masyarakat, khususnya di Indonesia saat Natal dan Tahun Baru.Â
Banyak orang kemudian membatalkan perjalanannya. Itulah yang terjadi di Bali, Negeri impian para wisatawan baik domestik maupun wisatawan mancanegara.Â
Dari hasil percakapan saya saat menjelang Tahun Baru di Bali, banyak mendengar informasi dari para driver online, bahwa Natal di Bali sepi karena isu PPKM membuat para wisatawan mencancel perjalanannya.Â
Natal sepi. Itu yang saya dengar dari para driver online dan para karyawan hotel tempat saya menginap di Bali saat malam pergantian tahun 2021 ke 2022 kemarin.Â
"Natal sepi pak, hotel masih banyak kosong, masih seperti tahun kemarin, Natal sepi" katanya pada suatu pagi saat saya sarapan di hotel tempat saya menginap di kawasan Kuta, Bali.Â
Jika Natal 2021 sepi, tapi tidak dengan malam tahun baru 2022. Di Pantai Kuta Legian, jalanan macet. Masyarakat tumpah di jalanan di Kuta, Bali di seputar kawasan Legian.Â
Omicron, varian baru Covid 19 sepertinya tidak lagi menjadi hantu yang menakutkan. " Yang penting kita tetap mejaga prokes mas" begitu percakapan yang saya dengar langsung di malam tahun baru di Legian, Bali.Â
Memang, Bali belum sepenuhnya pulih. Kawasan Poppies, Legian di pagi sampai siang hari masih tampak lengang. Kawasan yang sangat populer di kawasan Legian itu tak seperti zaman jayanya.Â
Kawasan Gang Poppies yang sangat populer dan melegenda itu, tampak lengang di hari menjelang Tahun Baru. Tampak pertokoan, cafe dan counter Tatto masih banyak yang tutup.Â
Kendaraan tak tampak lalu lalang di gang kecil yang sangat ramai dulu itu. Bahkan Turina asing hanya beberapa orang saja terlihat di sebuah cafe.Â
Hotel Masa Inn, di kawasan Poppies yang dulu sangat populer dan terkenal itu juga belum menerima tamu. Hotel yang sangat familiar bagi Turis asing itu, sehari menjelang tahun baru, tampak ramai karena ada hajatan nikahan.Â
Kebetulan saya menginap di hotel itu karena memenuhi undangan hajatan seorang kolega yang menikahkan anaknya. Saya menginap gratis, karena besan kolega saya itulah pemilik hotel Massa Inn.Â
Di sekitar hotel itu, terdapat hotel-hotel lain dan beberapa pertokoan, cafe dan sebagainya. Juga masih tampak sepi.Â
Praktis keramaian hanya terlihat di jalan-jalan raya. Untuk jalan gang, seperti kawasan Poppies Lane, masih tampak lengang. Padahal dulu, semua gang di Denpasar adalah jalan raya.Â
Omicron tidak menghantui para wisatawan yang datang di hari menjelang Tahun Baru 2022. Namun, Denpasar tidak seramai yang dibayangkan, karena banyaknya pembatalan tiket pesawat atau pembatalan kunjungan ke Bali, justru karena isu penerapan PPKM dari pemerintah.Â
Jadi ketika kebijakan PPKM dibatalkan, para wisatawan sudah terlanjur membatalkan tiket penerbangannya. Â
Namun, Bali tetaplah primadona wisatawan. Saya berkesempatan langsung mengabadikan momen malam tahun baru di kawasa Pantai Kuta, Legian, Bali. Pada malam tahun baru, pantai Kuta macet total. Semua orang tumpah di jalanan.Â
Hotel, resto, cafe dan jalanan di Pantai Kuta itu, hingar bingar dipenuhi pengunjung. Terutama pengunjung pejalan kaki di jalanan Pantai Kuta, sekedar menikmati suasana malam.Â
Terlihat kemacetan kendaraan di jalan Pantai Kuta yang sangat familiar itu. Saya hilir mudik di sekitar Kutabex Beach Front Hotel, setelah keluar dari kawasan Gang Poppies dan Masa Inn, tempat saya menginap malam itu.Â
Walaupun sekedar duduk nongkrong dan bercengkerama, saya menikmati malam tahun baru di Legian dengan penuh takjub. Pandemi tidak menyurutkan niat wisatawan untuk menikmati malam pergantian tahun di Bali.Â
Kawasan Legian dan Pantai Kuta tetap menjadi pusat keramaian, meskipun kawasan Poppies Lane yang melegenda itu masih juga lengang.Â
Meski begitu, masyarakat di Bali sepertinya sudah bisa berharap. Malam pergantian tahun member harapan baru. Saatnya Bali pulih kembali menjadi daerah destinasi wisata utama.Â
Bali hidup dari wisata dan budayanya. Jadi masyarakat hidup pula ekonominya tergantung dari para wisatawan. Selama dua tahun, banyak orang kehilangan pekerjaan karena pandemi. Wisata sekarat.Â
Memasuki tahun baru 2022 ini, masyarakat Bali pada umumnya berharap, pariwisata kembali bergeliat.Â
Omicron dan pandemi Covid 19 bukan lagi menjadi hantu yang menakutkan dan menghalangi naluri orang untuk saling berjumpa dan berwisata.Â
Semoga kawasan Gang Poppies Lane di kawasa Legian bukan hanya menjadi legenda tetapi terus hidup dalam arus ekonomi yang menghidupkan masyarakat Bali.Â
"Poppies Lane Memories" sebagaimana judul lagu Slank, tetap diingat sebagai kawasan wisata yang sangat populer dan melegenda di hati publik dunia. Publik wisata dunia.Â
Demikian. Salam hangatÂ
***
Mas Han. Pada malam pergantian tahun di Legian, Bali 31 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H