Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Metaverse Sebuah Keniscayaan, Jawaban atas Tantangan Zaman

23 Desember 2021   19:50 Diperbarui: 24 Desember 2021   13:32 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metaverse sebuah keniscayaan yang hanya menunggu waktu. Jauh hari sebelumnya, mungkin banyak orang sudah memprediksi atau memproyeksikan tentang akan datang sebuah masa ketika hal-hal yang tak mungkin terjadi sekarang akan terjadi di masa yang akan datang. Proyeksi ini bahkan dilakukan oleh orang yang awam teknologi sekalipun. 

Bagi saya, Metaverse itu semacam menjawab tantangan zaman, dengan bantuan teknologi memvisualisasikan hal ihwal metafisika. 

***

Anda pernah mendengar istilah ilmu Rah Clok? Mungkin untuk kalangan yang sudah berumur 40an ke atas, sudah pernah mendengar istilah itu. 

Rah Clok adalah salah satu ilmu andalan yang dimiliki oleh Brama Kumbara, peguasa Kerajaan Madangkara. Brama Kumbara tahu? Dia adalah tokoh sentral di serial sandiwara radio karya Nikki Kosasih yang sangat populer di era 80an. 

Tapi mungkin banyak orang lupa ataupun tidak mengingatnya. Ilmu itu jarang sekali digunakan oleh Brama Kumbara. Sehingga sepertinya bukan ilmu yang populer dan dikenal para pendengar setia sandiwara radio serial Saur Sepuh yang mengudara di tahun 1980an. 

Anda paham ilmu Rah Clok-nya Brama Kumbara yang hidup di masa Kerajaan Siliwangi, sekitar abad 16-17 M? Ilmu Rah Clok itu, penggambarannya seperti halnya teknologi Metaverse saat ini. 

Rah Clok di serial Saur Sepuh itu, digambarkan dalam kondisi ketika Brama Kumbara berpindah ruang atau tempat dalam waktu yang sangat cepat atau di waktu yang sama, saat itu juga. 

Dalam serial sandiwara radio itu dalam salah satu episode Brama Kumbara sedang mengembara, namun di tengah perjalanan harus berada kembali di Madangkara, kerajaannya. 

Dengan ilmu Rah Clok-nya, secara fisik Brama Kumbara masih berada di lokasi pengembaraannya, namun pada saat yang sama, ia juga sudah berada di Kerajaan Madangkara. 

Jika berdasarkan kisah serial Saur Sepuh, seorang Niki Kosasih pengarang sandiwara itu di era 80an sudah memiliki imajinasi tentang itu. 

Kondisi seperti itu belakangan juga sering digambarkan dalam beberapa tokoh super hero di Film Marvel maupun DC Comic.

Contoh lain misalnya, banyaknya tokoh legenda Nusantara, tokoh-tokoh leluhur yang dianggap suci, semisal para wali, juga beberapa diantaranya digambarkan dapat berpindah-pindah tempat, padahal di saat yang sama, tokoh dimaksud hanya berdiam diri bersemedi atau bertapa di tempat tertentu.

Penggambaran demikian, sebenarnya memberikan penjelasan bahwa alam pikir manusia, sudah menjangkau hal-hal yang metafisika (hal ihwal tentang keberadaan di luar manusia). 

Meskipun konteksnya berhubungan dengan hal metafisika, namun menjadi semacam proyeksi tentang bagaimana hal-hal yang metafisik tersebut dapat divisualisasikan. 

Fenomena sekarang ini, bisa dikatakan sebagai upaya menjawab tantangan zaman, tentang memvisualisasikan hal-hal metafisika melalui jalan teknologi digital. 

Artinya dengan melihat fenomena alam dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi Metaverse itu hanya soal waktu. Cepat atau lambat kita akan sampai ke sana dan harus siap menghadapi. 

Dengan kata lain, penggambaran kemajuan teknologi digital semacam Metaverse itu sebenarnya sudah diprediksi atau digambarkan di masa yang jauh sebelumnya.

Dalam pandangan saya, teknologi digital Metaverse melalui berbagai teknologi virtual adalah jawaban atas alam pikiran manusia yang memproyeksikan tentang metafisika ke dalam dunia yang lebih nyata. 

Ketika orang dengan mudah pada ruang berbeda namun dalam waktu yang sama bisa melakukan percakapan, sebenarnya teknologi itu indikasi akan munculnya teknologi yang lebih canggih lagi. 

Virtual meeting, virtual tour, virtual reality adalah instrumen-instrumen yang dihasilkan oleh kecanggihan teknologi yang akan semakin berkembang sebagai Metaverse. 

Dalam banyak percakapan awam, banyak orang membayangkan lahirnya teknologi yang mempertemukan setiap aktivitas orang secara virtual. 

Teknologi virtual reality saat ini sudah mulai berkembang dan banyak diterapkan. Di masa pandemi misalnya biro jasa wisata sudah banyak menawarkan paket-paket virtual tour travel. 

Contoh kecil saja, di bidang arkeologi, Puslit Arkenas dan Balai Arkeologi sudah membuat virtual situs atau virtual site, begitu juga dalam pengembangan museum dan pameran arkeologi, saat ini mulai dikemas dalam bentuk virtual. 

Orang dapat melakukan kunjungan dan melihat seluk beluk situs arkeologi tertentu hanya di dalam kamarnya. 

Juga saat ini, biro jasa pariwisata sudah banyak menawarkan paket-paket wisata dengan cara virtual tour travel, tanpa harus hadir secara fisik di lokasi wisata, apalgi di masa pandemi, dimana ada aturan pembatasan sosial. 

Mengingat perkembangan sejarah peradaban manusia, maka sesungguhnya produk teknologi Metaverse itu bagian dari perjalanan peradaban yang semula jadi. 

Maksudnya adalah, Metaverse adalah perjalanan peradaban teknologi yang akan dicapai dan sudah terbayang dalam perjalanan waktu. 

Oke karena itu, dengan kondisi demikian, secara prinsipil, manusia siapapun pasti akan berhadapan dan mengalami. 

Hanya saja, apakah teknologi itu bisa dimaknai sebagai proses teknologi yang memanusiakan manusia? Seharusnya Metaverse adalah produk teknologi yang harus siap kita hadapi, karena ini adalah jawaban atas tantangan zaman. 

Metaverse adalah produk peradaban yang diciptakan oleh manusia sebagai core of civilization. Oleh karena itu, kita akan mampu menguasainya. 

Manusialah inti dari hidupnya peradaban. Dengan kata lain perkembangan peradaban ditentukan oleh manusianya. 

Kita, menentukan peradaban itu sendiri. Oleh karenanya kita akan dan pasti siap bertemu dengan metaverse dan beradaptasi dengannya, karena manusia makhluk yang paling tinggi kemampuan adaptifnya. 

Demikian. 

Salam peradaban....salam teknologi

***

Salam hormat

Mas Han. Manado, 23 Desember 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun