Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan, Ibu dan Ibu Pekerja: Warna Peradaban dari Masa ke Masa

23 Desember 2021   10:52 Diperbarui: 24 Desember 2021   05:49 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut catatan penelitian yang dihimpun Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) pada budaya megalitik, perempuan kerap divisualisasikan sebagai pelindung anak (ibu). 

Arkenas juga mencatat penggambaran tokoh perempuan pada masa Hindu-Buddha sebagai Dewi pelindung anak tampak dari relief Dewi Hariti di Candi Mendut yang dibangun pada masa Mataram Kuno abad ke-9 M. 

Pada masa yang lebih muda, yaitu masa Majapahit yang berlangsung pada abad ke-14-15 M, penggambaran perempuan dalam berbagai tinggalan arkeologi mulai banyak dijumpai (Lihat disini).

Ibu Pekerja, Tradisi Tua yang Bertahan dan Berkembang

Bagaimana dengan tradisi dan budaya Ibu yang bekerja? Sebenarnya ini juga tradisi tua atau tradisi lama yang terus berkembang sampai sekarang. 

Berkali-kali saya sampaikan bahwa kebudayaan itu bersifat prosesual dan berkembang. 

Apa yang terjadi saat ini, tidak bisa dilepaskan dari masa lalunya. Karena bisa jadi apa yang berkembang saat ini, hanya perkembangan dari fenomena masa lalunya. 

Ibu Pekerja bukanlah fenomena kontemporer yang berkembang pada hari hari ini saja. Fenomena Ibu Pekerja itu sudah terjadi, bahkan sejak masa prasejarah. 

Dalam konsep arkeologi gender, sebenarnya pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai ruang lingkup kebudayaan dapat diungkapkan. 

Sejak zaman prasejarah pembagian pekerjaan antara kaum laki-laki sebagai pemburu dan kaum wanita sebagai pengolah makanan misalnya, dapat ditelisik berdasarkan asosiasi antar artefak dan analogi dengan data lainnya. 

Memasuki masa yang lebih lanjut, perkembangan fenomena budaya perempuan dan ibu pekerja lebih jelas lagi dapat diamati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun