Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kemajuan Teknologi Berkebudayaan, Menjawab Alienasi dan Kesepian

18 Desember 2021   07:03 Diperbarui: 18 Desember 2021   19:30 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena dalam kacamata kebudayaan proses perkembangan teknologi adalah proses kemajuan peradaban. Teknologi adalah produk kebudayaan. 

Sejatinya kemajuan teknologi adalah proses kebudayaan. Kebudayaan selalu bersifat prosesual. Dari dulu hingga sekarang. 

Dari masa lalu ke masa depan. Dari sederhana ke canggih. Semua itu adalah proses kebudayaan.

Di dalam proses kebudayaan, sejatinya manusialah yang memegang inti atau menjadi kunci untuk menjawab tantangan peradaban. 

Teknologi, secanggih apapun diciptakan oleh manusia. Oleh karena itu, teknologi yang berkebudayaan, adalah teknologi yang memanusiakan manusia. 

Bagaimana yang dimaksud dengan teknologi yang berkebudayaan itu? Teknologi yang memanusiakan manusia itu? 

Menurut cara pandang saya adalah bahwa teknologi diciptakan dengan tetap berlandaskan pada kebudayaan, yakni teknologi yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dari proses penciptaan teknologi. Juga cara adaptasinya. 

Dalam hal ini kita mengambil contoh, kecerdasan buatan atau artificial intelegence dimana robot-robot canggih akan menggeser kedudukan manusia untuk menjalankan tugasnya. 

Tentu saja, tidak semua artificial intelegence sepenuhnya menggeser peran manusia di dalamnya. 

Manusia menciptakan artificial intelegence untuk membantu tugas manusia, bukan untuk meniadakan (peran) manusia. 

Reynald Kasali misalnya menyoroti soal artificial intelegence yang akan menggusur ASN. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun