Namun harus menghidupi keempat  anaknya. Butuh biaya banyak, tentunya.Â
Menurut Jarno, meskipun sayang dan mungkin mencintai Bukan Sepia I, tapi dia baru sekali ketemu. Karena berbeda kota alias sangat berjauhan.Â
Ia hanya iba melihatnya. Ia menjadi seperti bapak angkat bagi anak-anak dari wanita yang disayanginya itu.Â
Wanita ketiga yang ditelponnya, sebut saja namanya Bukan Sepia II. Masih alasan yang sama, iba karena seorang single parents.Â
Ia iba karena wanita itu juga seorang diri mengurusi dua anaknya. Suaminya sudah lama meninggal.Â
Orang tuanya juga sudah tua dan sakit-sakitan, dan ia juga yang harus mengurusnya. Mengurus dua anak dan kedua orang tuanya sekaligus. Itu yang membuat Jarno iba sekaligus sayang kepada Bukan Sepia II itu.Â
***
Bagi saya, Jarno adalah lelaki yang naif. Tapi menurut Jarno, ia menyadari kenaifannya. Dirinya memang naif.Â
Ia melihat dunia hanya dengan hatinya. Sedangkan mata dan pikirannya hanyalah untuk melihat sisi kecil yang lain dari dunia ini. Â
Bagi Jarno, dunia adalah sekumpulan hati, yang dibingkai oleh jiwa-jiwa merana, yang harus disentuh dengan hati. Dan wanita adalah simbol dunia atau bumi yang harus dilindungi. Â
Jarno adalah lelaki yang lemah dan kalah, bagi saya. Ia seakan ingin menjadi matahari yang menyinari bumi. Ia ingin menjadi lautan yang menampung deras sungai dan hujan.