Bagi kasus personal, kondisi, bentuk, dan pola ruang hunian vertikal dalam skala tertentu bisa membatasi interaksi antar individu di ruang hunian yang satu dengan penghuni di hunian vertikal lainnya.Â
Bahkan sangat memungkinkan pola ruang hunian vertikal yang membatasi pola interaksi individual dapat menyebabkan perubahan perilaku di lingkungan lebih individual dan bahkan anti sosial.
Mungkin asumsi ini membutuhkan riset yang lebih sistematis untuk membuat kesimpulan.Â
Namun asumsi, bahwa bentuk hunian vertikal berpengaruh terhadap perilaku secara personal sangat memungkinkan.Â
Rumah tanpa teras dan tanpa halaman, dengan pola ruang antar hunian berbentuk susun atau vertikal, sangat membatasi ruang gerak interaksi antar individu dan interaksi sosial.
Kemudian bentuk ruang hunian yang tanpa halaman, juga sangat membatasi intensitas interaksi antar individu maupun interaksi sosial.
Hal ini tentu berbeda dibanding hunian horizontal yang umumnya memiliki halaman dan beranda.Â
Pola ruang seperti ini lebih memungkinkan aktivitas interaksi antar penghuninya lebih intens dan lebih luas.Â
Demikian pandangan saya. Kesimpulannya hunian vertikal adalah wujud material culture, budaya kebendaan.Â
Sekaligus juga mewakili bentuk dan pola keruangan. Keduanya saling terkait dan tidak bebas nilai.Â
Ada nilai-nilai budaya yang membentuk dan terbentuk karenanya. Nilai-nilai budaya yang terkait dengan pengaruh pola perilaku penghuninya.Â