Sepagi ini kau seperti merpati yang mengepakkan sayap menuju cakrawala. Sedang cakrawala pagi ini memang tak bertuan.Â
"Pergilah ke sana dan lupakan semua janjimu yang kau titipkan pada sejumput rerumputan di halaman" kataku begitu terbangun di pagi yang belum juga siap menyapa.Â
"Aku tak pernah berjanji, aku hanya menitip kata yang tak tahu kapan kata tanya itu menjadi kalimat yang bertitik" jawabmu sambil mengarahkan pandanganmu ke arah tempat senja nanti bergelantungan.Â
Kepak sayap mu semakin meliuk. Dan kau tak mau terikat waktu, apalagi janji. Sebab kau adalah merpati yang selalu ingin terbang bebas diantara sungai-sungai dan belantara.Â
Hari ini kau titipkan kata tanya. Sejurus dan sedetik kemudian kau tinggalkan cerita yang tak pernah bersambung, apalagi selesai.Â
Dan aku hanya termangu membaca kalimat demi kalimat yang meragukan, namun ku selalu saja membubuhinya dengan titik. Tanda aku mengerti dan menganggap usai.Â
Kau tinggalkan sangkar yang tak berdinding. Sedang atapnya ku susun dari dedaunan dan jerami yang tak pernah selesai aku anyam.Â
Aku selalu saja menunggui kapan kau kembali, meski kau pun tak pernah mengucapkan kata perpisahan.Â
Namun kapanpun waktu adalah milikmu. Kapan kau akan terbang, dan kapan kau akan berdiam, menanti.Â
Lalu aku? Mungkin aku hanyalah penjaga malam dan siang. Menunggumu kembali ke hadapanku yang selalu tampak sunyi dan kosong.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!