Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Kubur-kubur Kuno Bicara

4 Oktober 2021   08:13 Diperbarui: 4 Oktober 2021   20:20 4091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tim Arkeolog Balar Sulut saat meneliti makam kuno penginjil di Minahasa Selatan. Sumber: Tim Riset Balar Sulut

***

Makam-Makam Kuno Tionghoa

Selain makam kuno islam dan eropa, para arkeolog juga mengumpulkan bukti-bukti perkembangan permukiman komunitas tionghoa. 

Di berbagai tempat di wilayah-wilayah budaya minahasa, baik di kompleks pekuburan umum maupun lokasi lainnya, di temukan makam-makam kuno tionghoa. 

Dari hasil identifikasi, makam-makam kuno tionghoa sudah ada sejak awal abad 18. Bukti bahwa komunitas tionghoa sudah lama bermukim dan menetap di wilayah Minahasa. 

Makam kuno Tionghoa yang diduga sebagai seorang kapitan, di Amurang, Minahasa Selatan. Sumber Hendri Gunawan/Balar Sulut
Makam kuno Tionghoa yang diduga sebagai seorang kapitan, di Amurang, Minahasa Selatan. Sumber Hendri Gunawan/Balar Sulut

Jalur laut Minahasa sejak awal-awal abad 17 sudah demikian terbuka. Berbagai pedagang mancanegara termasuk pedagang Tiongkok sudah lama terlibat dalam perdagangan di wilayah perairan ini. 

Maka tidak heran, jika para pedagang tiongkok masa itu mulai bermukim di wilayah Minahasa. 

Bukti sebaran makam-makam kuno Tionghoa, menjadi informasi yang sangat penting untuk menelusuri sejarah permukimam komunitas Tionghoa di sana. 

Bahkan beberapa makam kuno Tionghoa, menurut hasil identifikasi diantaranya menunjukkan salah seorang kapitan. Mungkin dalam hal ini pemimpin rombongan atau bahkan seorang militer. 

Yang pasti, sebaran kubur kuno tionghoa pada kurun waktu abad 18-20, menandai adanya kantong-kantong permukiman etnis Tionghoa di bumi Minahasa sejak zaman kolonial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun