Jejak kubur-kubur kuno yang dihimpun tim arkeolog Balar Sulut, masih terus diteliti untuk menemukan jejak-jejak pemukiman dan perkembangan kota multikultur di Sulawesi Utara.Â
Pada masa kolonial kedatangan bangsa kolonial dengan membawa pengaruh agama dan budaya. Jejaknya juga dapat dirunut dari kubur-kubur kunonya.Â
Salah satu catatan anggota tim riset, mencatat adanya temuan makam seorang penginjil.Â
Pendeta Nicolaas Philip Wilken yang lahir pada tanggal 10 Mei 1813 di Aurich Friesland Timur Jerman. Melayani di Tomohon selama 35 tahun.Â
Dedikasinya menjadi catatan emas dalam merintis pelayanan Kristen dan pendidikan di Minahasa khususnya Tomohon.Â
Ia mendirikan 20 jemaat dan mengarsiteki bangunan gereja dan sekolah. 20 jemaat yang dibentuk Wilken, yakni Kakaskasen, Kinilow, Tinoor, Kayawu, Wailan, Talete, Paslaten, Kolongan, Matani, Kamasi, Rurukan, Kumelembuai, Walian, Sarongsong, Lahendong, Pinaras, Tondangow, Pangolombian, Woloan, Taratara serta Tataaran.
Pendeta Nicolaas Philip Wilken meninggal 22 Februari 1878, dimakamkan di Kelurahan Talete Tomohon.
Di Amurang, Minahasa Selatan juga ditemukan makam penginjil yang sangat popular.Â
Namun justru makamnya, ditemukan dalam sebuah singkapan tanah pekuburan yang tergerus.Â