Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Puisi Tiga Sketsa, Moderasi Menggugat Anarki

24 Agustus 2021   08:56 Diperbarui: 24 Agustus 2021   15:42 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

engkau, pujangga pemilik bukit asmaradahanaku,
tunaikan ucap akanmu dalam setiap bait mimpi indahku

Baik, saya lanjutkan dulu. Tidak sampai disitu. Sang Ratu dapur, Mbak Naza biasa saya memanggilnya, masih menyimpan satu bait puisi ternyata. Di lemparnya ke ruang hampa, melayang di udara, dan akhirnya dengan sigap ditanggap Sang Ratu Embun, Dek Lintang, biasa saya memanggilnya. 

Disambarnya bait puisi dari Mbak Naza, lalu disambungnya dengan bait puisi yang indah dari Ayu di bait kedua. Sayapun, sedikit terkesima, namun justru terpancing untuk menyambungnya di bait ketiga. Akhirnya Zaldy Chan, atau Bang Jack, biasa saya memanggilnya hanya bertanya. Kau tau? 

#Sketsa 3

Sosokmu sulit kurengkuh
Dalam diam, hasrat hatiku tak bisa luruh
Inginku menghantam kerinduan tedalam. Semakin dalam. Dalam diam.

Mengapa usaikan rasa
bila kau pun mendamba asmara?
Rengkuhlah zirah renjana,
ambillah kembali rindu meski secupak di batas cakrawala

Rasa ini seperti sejauh cakrawala
di garis bianglala.
Ingin kerengkuh dalam pelukan malam
meski jauh dari purnama.
Demi rindu yang bertabur bintang.
Mendekatkan asmara yang senyap
ditelan awan.

Kau tahu?

***

Hmmm..bahasa puisi adalah bahasa hati. Bahasa universal, bahasa kemanusiaan. Ia sejati dan hakiki. Bahasa puisi adalah bahasa naluriah, ia hanya terjeda sedikit untuk memilih kata, itupun sekedar penyesuaian, agar selaras antar kata dan antar bait. 

Karena bahasa puisi adalah bahasa hati. Bahasa universal kemanusiaan, maka sesungguhnya setiap orang bisa menulis puisi. Itu menurut Mas Han loh ya. Jadi siapapun orangnya, sejahat apapun, sebangsat apapun, ia akan terpikat oleh bahasa puisi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun