Bisa jadi, rock art juga budaya yang mentradisi atau berlanjut dari zaman ke zaman. Hingga puncaknya di masa holosen dan hingga ketika masyarakat sudah mulai hidup menetap dan berkelompok.Â
Dalam pandangan saya sebagai arkeolog, sebenarnya antara mural dan seni gambar cadas (rock art) adalah budaya yang sama pada zaman yang berbeda.Â
Keduanya sama-sama mengekspresikan tentang kehidupan yang di alami. Jika di masa prasejarah, ada gambar cadas yang menggambarkan ritual dan doa. Pada mural kita bisa menemukan teks-teks yang berisi tentang harapan perbaikan kualitas hidup.Â
Rock art, dibuat oleh komunitas masyarakat prasejarah pada masa tertentu, ketika mereka menghuni gua baik menetap ataupun hanya persinggahan.Â
Rock art di- tera- kan di dinding-dinding gua yang terletak di pedalamam dan ketinggian. Juga di dinding-dinding ceruk yang menjulang tinggi di tepi pantai.Â
Sementara mural, di-tera-kan di tembok-tembok yang pada umumnya di wilayah kota, baik tembok dinding di tepi jalan raya ataupun media tembok yang permukaannya luas di manapun yang memungkinkan.Â
Baik rock art maupun mural, media melukisnya sama di permukaan yang luas, hanya beda materialnya. Rock art di dinding batu, sedangkan mural di dinding tembok.Â
Perilaku mural dan perilaku rock art, sebenarnya menunjukkan budaya yang sama, yakni budaya mengekspresikan pikiran dalam bentuk seni lukis disertai teks.Â
Tentu, ada kontekstualisasi baik ruang dan waktu antara mural di masa kini dan rock art di masa lalu, zaman prasejarah, ketika orang belum mengenal tulisan.Â