Tulisannya itu meskipun memberi kritik pada beberapa narasi yang saya tuliskan, namun sesungguhnya secara keseluruhan justru saling menguatkan sudut pandang masing-masing. Tak ada debat kusir, apalagi debat kuda.Â
Tanpa saya harus menegaskan, menulis adalah wajib. Karena, secara keseluruhan isi tulisan saya soal itu, sebenarnya menekankan bahwa menulis adalah kewajiban peneliti.
Dalam kasus dua tulisan itu, saya dan Prof Felix, berperan ganda, sebagai penulis dan pembaca sekaligus. Saya menjadi penulis yang ditanggapi Prof Felix sebagai pembaca tulisan saya.Â
Sebaliknya saya juga menjadi pembaca dari tulisan Prof Felix yang menanggapi tulisan saya sebelumnya.
Secara keseluruhan, dua artikel dari saya maupun dari Prof Felix, sebenarnya menunjukkan bahwa perdebatan soal karya tulis di K, tidak perlu menjadi perdebatan sengit, yang menunjukkan ego intelektual masing-masing.
Justru dengan hati dan empati, akan lebih mencerahkan dan menyemangati. Lihat saja, komentar saya dan komentar Prof Felix di masing-masing artikel kami.Â
Sepertinya lebih santun dan mencerahkan. Dan pada titik itu, kadangkala kesemuanya terasa lebih proporsional, pas dimana memang harus ditempatkan.Â
Demikian, semoga bermanfaat. Â
Salam Hormat.Â
Mas Han. Manado, 17 Agustus, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H