Baik, kita tinggalkan dulu soal itu. Saya ingin bahas soal perkembangan digital arkeologi, yang sekarang sedang atau mulai marak dikembangkan oleh lembaga-lembaga arkeologi di Indonesia. Walaupun faktanya, ternyata tidak atau belum banyak juga yang mengembangkannya.Â
Catatan saya, digital arkeologi yang saat ini mulai dikembangkan, terutama di masa pandemi Covid adalah, virtual situs arkeologi. Jelajah situs arkeologi secara virtual atau online, agar mudah diakses para pengguna di seluruh dunia, tanpa harus datang di lokasi situs.Â
Baca juga : Rumah Peradaban Danau Tondano, Mengemas Situs Virtual Peradaban Kuno
Di dunia pariwisata juga sudah dikembangkan melalui virtual travel. Prakteknya sama, menghadirkan lokasi wisata ataupun lokasi situs secara virtual atau online.Â
Wisatawan dapat mengelilingi lokasi wisata atau lokasi situs hanya di depan gadget atau di depan komputer saja. Syaratnya terkoneksi dengan wifi atau modal kuota data untuk akses internet.
Nah, di Indonesia lembaga riset Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Balai Arkeologi (Balar) sudah mulai mengembangkan situs virtual arkeologi.Â
Puslit Arkenas menayangkan situs virtual arkeologi dari situs Prasejarah Maros-Pangkep dan juga Situs Gua Harimau di Sumatra Selatan, yang cukup viral setelah penemuan lukisan cadasnya untuk pertama kalinya di wilayah Indonesia bagian barat.Â
Balai Arkeologi Yogyakarta, sudah menayangkan virtual situs arkeologi Liyangan dan juga film animasi arkeokogi. Â Film animasi berikutnya, seri terbaru petualangan arkeolog cilik, Arcil di situs arkeologi lainnya
Selanjutnya yang berikutnya akan tayang adalah Situs Arkeologi Danau Tondano, yang sedang digarap oleh Balai Arkeologi Sulawesi Utara. Sabar ya, dalam waktu dekat akan tayang! Demikian juga, film animasi berikutnya, tentang petualangan arkeolog cilik di Peradaban Danau Tondano, Minahasa.Â
Puslit Arkenas dan Balar sudah menggarap dan mengembangkan film animasi arkeologi yang mendapat sambutan hangat dar publik, khusunya di dunia pendidikan. Meskipun baik situs virtual maupun film animasi belum merambah ke dunia bisnis industri kreatif.Â
Baca juga : Archi dan Archil, Film Animasi Arkeologi Yang Mencerdaskan