Untuk mengelola rasa bisa tampil demikian, maka rasa tidak bisa berdiri sendiri, ia harus menyatu dengan cipta (pikiran) dan karsa (kehendak). Dengan proses mengelola rasa demikian sajalah, maka sebuah karya bisa dihasilkan.Â
Oleh karena itu, manusia sebagai individu yang diberi kemampuan catur daya (cipta, rasa, karsa dan karya) adalah mahluk paling mulia di jagat dunia ini. Melalui proses me-rasa, maka mendorong manusia untuk men-cipta (berpikir, berimajinasi),  ber-karsa (berkehendak) dan ber-karya (menghasilkan sesuatu).Â
Jadi, kesimpulannya rasa adalah bagian dari catur daya (cipta, rasa, karsa dan karya). Dengan rasa, kita bisa berkarya. Dengan rasa, kita bisa menghasilkan sebuah bentuk dari proses berpikir, merasa dan berkehendak. Berkarya adalah proses mewujudkan rasa, cipta dan karsa itu sendiri.Â
Salam Trisakti Jiwa...Salam Catur daya...Cipta, Rasa, Karsa dan Karya
Salam hormat.Â
Mas Han
Manado, 29 Mei 2021Â
Bahan Bacaan  :
Dewantara, Ki Hadjar. Bagian Pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa, 1977
Friederich Nietzsche, Sabda Zarathustra. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H