Kadang kita memang pesimis, bagaimana warisan budaya yang tidak populer, namun penting untuk dilestarikan sebagai bagian warisan leluhur kita, bisa dilestarikan atau dipertahankan, jika biaya atau anggaran untuk itu tidak tersedia. Â
Belum lagi, soal pengembangannya sebagai aset pariwisata yang diminati atau sering dikunjungi, namun semua orang dengan mudah bisa melihat, bahkan tanpa membayar sepeser pun.Â
Padahal kita tahu, warisan budaya itu butuh biaya untuk dirawat dan dilestarikan, sementara anggaran pemerintah yang sangat terbatas belum memberi perhatian untuk itu.Â
Sering dan banyak kita jumpai, warisan budaya yang berada di daerah, baik yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya maupun belum, hanya menggantungkan nasibnya dari kepedulian masyarakat setempat, yang peduli warisan budaya atau cagar budaya.Â
Namun sering kali masyarakat dikeluhkan, karena tidak adanya anggaran pemerintah untuk melestarikannya, kecuali hanya untuk honor para juru pelihara.Â
Nah, katakanlah itu warisan budaya yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, artinya sudah dilindungi oleh pemerintah. Bagaimana untuk yang belum ditetapkan sebagai cagar budaya?Â
Kalkulasi atau penilaian (valuasi) ekonomi cagar budaya dalam pengelolaan warisan budaya, sebenarnya dibutuhkan untuk melihat, bagaimana kebutuhan biaya konservasi atau pelestarian yang dapat dihasilkan dari nilai ekonomi warisan budaya itu sendiri.Â
Ada beberapa keuntungan jika kita melakukan penilaian ekonomi warisan budaya, meskipun selama ini masih jarang diperhitungkan atau dipikirkan. Hal ini karena menilai secara ekonomi warisan budaya, dianggap sebagai upaya komersialisasi cagar budaya.Â
Padahal sebenarnya tidak selalu demikian, jika prinsip bahwa warisan budaya adalah kekayaan sumber daya budaya yang harus diperhatikan dan dilestarikan.Â
Penilaian ekonomi, prinsipnya tidak lebih untuk memberikan dasar tentang kebijakan pengelolaan sumber daya budaya agar dapat memberi arah yang baik, bagaimana kebijakan penganggarannya, karena terbatasnya anggaran pemerintah dan juga faktor skala prioritas.Â
Jadi menghitung untung rugi pelestarian warisan budaya untuk investasi pariwisata itu, didasarkan perhitungan ekonomi, seberapa menguntungkannya membiayai konservasi warisan budaya yang tidak sedikit itu, dengan keuntungan yang akan diperolehnya ketika dilestarikan, Â sekaligus diberdayakan sebagai aset pariwisata.Â