Saya sendiri mengatakan dalam artikel yang terbit di tahun 2012 itu, bahwa bicara tentang manfaat ekonomi, maka tidak lepas adalah soal bicara tentang keuntungan finansial.Â
Tampaknya di Indonesia, pembicaraan soal nilai ekonomis sumber daya arkeologi baik dalam kategori cagar budaya maupun yang bukan cagar budaya masih tabu.Â
Sejauh ini, nilai penting dari segi pendanaan dikaitkan dengan pertimbangan apakah biaya yang akan dicurahkan untuk menangani sumber daya arkeologi itu sesuai dengan aspek kemanfaatan dari sumber daya tersebut.Â
Namun, nilai penting dari segi pendanaan ini sering kali menimbulkan masalah dan kontroversi, sehingga cenderung tidak diperhitungkan.
Yang pasti publik dan pemerintah menginginkan bahwa warisan budaya, harus tetap dilestarikan, tapi biaya besar yang dibutuhkan menjadi masalah. Sementara anggaran pemerintah terbatas.Â
Oleh karena itu perlu adanya kalkulasi ekonomi, seberapa besar keuntungan finansial dari upaya pelestarian dan seberapa besar beban biaya yang dibutuhkan untuk pelestariannya.Â
Dari sini kita bisa melihat keterkaitan nilai penting budaya dan nilai ekonomis saling berkaitan, semakin tinggi nilai penting budayanya, semakin dituntut upaya pelestariannya, yang tentu dibutuhkan pendanaan yang besar pula.Â
Sebaliknya berapa besar nilai ekonomi warisan cagar budaya untuk dilestarikan. Sumber daya arkeologi sebagai warisan budaya yang bisa membiayai membiayai sendiri konservasinya, itu karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.Â
Nilai ekonomi yang tinggi, menjadikan warisan budaya itu bisa membiayai sendiri konservasinya, sehingga nilai penting budayanya tidak akan hilang.Â
Semakin tinggi nilai budayanya, semakin tinggi beban biaya konservasi, oleh karena itu perlu dihitung nilai ekonomisnya, yang diharapkan semakin tinggi nilai ekonomisnya dan semakin mampu membiayai perjuangan konservasi warisan budaya. Â
Setidaknya, itulah konsep atau pemikiran yang bisa dikembangkan untuk menghitung untung rugi secara ekonomis, pembiayaan pelestarian warisan budaya dan kalkulasi manfaat ekonomi yang diperoleh.