Sekali lagi, New Mind Arkeologi, meletakkan pemikiran bahwa Arkeologi bukan hanya mempelajari tentang masa lampau, namun juga pemikiran bahwa arkeologi untuk merumuskan rencana masa depan.Â
Secara filsafat ilmu, maka New Mind Arkeologi, berhubungan dengan soal pemikiran postmodernisme. Pemikiran postmodernisme dapat dinarasikan sebagai pemikiran yang selalu skeptis pada satu solusi.Â
Postmodernisme atau pascamodernisme adalah gerakan abad akhir ke-20 dalam seni, arsitektur, dan kritik, yang melanjutkan modernisme [1]. Dalam pascamodernisme, termasuk interpretasi skeptis terhadap budaya, sastra, seni, filsafat, sejarah, ekonomi, arsitektur, fiksi, dan kritik sastra.
Pascamodernisme sering dikaitkan dengan dekonstruksi dan pascastrukturalisme karena penggunaannya sebagai istilah mendapatkan popularitas yang signifikan pada waktu yang sama dengan pascastrukturalisme, yaitu dalam abad kedua puluh. [2]
Narasi itu sebenarnya dapat diartikan bahwa pemikiran-pemikiran tentang modernisasi tidak cukup dapat menjawab soal-soal di dunia ini yang begitu beragam. Namun selalu dibutuhkan pemikiran-pemikiran baru untuk menjawab berbagai persoalan di dunia ini.Â
Selalu bersikap kritis dan skeptis dimaksudkan, bahwa modernisasi tidak selalu dapat menjawab seluruh persoalan manusia (bersikap skeptis) untuk itu selalu dibutuhkan pemikiran-pemikiran baru untuk mengatasi banyaknya persoalan di dunia (bersikap kritis).Â
Oleh karena itu postmodernisme, bagi dunia arkeologi seharusnya melahirkan New Mind Arkeologi. Dan pemikiran baru itu semestinya melekat di diri arkeologi generasi pembaharu atau New Generation Arkeologi, sebagai bagian dari solusi pemecahan persoalan kemanusiaan juga persoalan kebangsaan.Â
Pemikiran baru arkeologi atau New Mind Arkeologi mensyarakatkan bagi tumbuh dan berkembanganya generasi baru arkeologi atau generasi arkeologi pembaharu- New Generation Arkeologi, khususnya generasi baru para arkeolog tanah air, Indonesia yang kita cintai ini.  Â
Berdasarkan ciri pemikiran postmodernisme, sebagaimana yang dapat disimpulkan dari Amin Abdullah (2004), maka pemikiran baru arkeologi atau New Mind Arkeologi bagi lahir, tumbuh dan berkembangnya arkeologi generasi pembaharu atau New Generation arkeologi.Â
Generasi arkeologi pembaharu-  New Generation Arkeologi, adalah bagian dari Generasi milenial (Gen Z),  memiliki pemikiran baru atau New Mind Arkeologi,  yang antara lain berciri:
Pertama, Anti kemapanan dan Berpikir Kritis