Siang kemarin, saya menerima surat undangan dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Undangan itu  untuk mengikuti rapat Pembahasan Program Rumah Peradaban sebagai Program Prioritas Nasional.Â
Rapat yang akan dilaksanakan pada hari Rabu 13 Januari 2021 Â (hari ini), digelar secara virtual itu sepertinya agenda penting pertama yang dilaksanakan di awal tahun 2021 ini.
Di dalam undangan tersebut, juga dijelaskan bahwa Program Rumah Peradaban yang digagas oleh Puslit Arkenas sejak tahun 2016 itu, pada tahun 2021 ini telah ditetapkan sebagai Program Prioritas Nasional oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).Â
Rapat yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional ini, sudah pasti diikuti oleh seluruh Kepala Balai Arkeologi se Indonesia yang berjumlah 10 Balai Arkeologi (Balar), sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di bawah naungan Badan Litbang Kemendikbud.Â
Dan sudah pasti agenda rapat ini akan membicarakan hal-hal penting dalam persiapan pelaksanaan program prioritas Rumah Peradaban yang dilaksanakan oleh Puslit Arkenas dan 10 Balarnya.Â
Tentu agenda rapat ini disambut antusias oleh para kepala Balar, juga para peneliti arkeologi di setiap intansinya baik Puslit Arkenas maupun 10 Balar se Indonesia.Â
Kemudian, waktunya tiba. Siang tadi Rapat Pembahasan Rumah Peradaban sebagai Program Prioritas Nasional digelar. Ditetapkannya Program Rumah Peradaban yang digelar oleh Puslit Arkenas beserta 10 Balarnya, sebagai prioritas nasional karena selama ini Rumah Peradaban dianggap bagian dari komitmen kebijakan Revoluasi Mental dan Pembangunan Kebudayaan.Â
Sebagaimana tulisan saya sebelumnya di Kompasiana, Rumah Peradaban merupakan sarana edukasi dan pemasyarakatan hasil penelitian arkeologi.Â
Program ini memberikan pemahaman tentang sejarah dan nilai budaya masa lampau dalam upaya paham (melek) budaya, pencerdasan bangsa, penumbuhan semangat kebangsaan, dan sumber inspirasi bagi pengembangan budaya yang berkepribadian (Puslit Arkenas, 2016).Â
Sejak diinisiasi pertama kalinya, pada tahun 2016 oleh Puslit Arkenas, Rumah Peradaban menjadi sarana dan media untuk menampung berbagai informasi hasil penelitian arkeologi, kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada masyarakat.
Lahirnya Rumah Peradaban,  karena untuk menjunjung tinggi sejarah bangsa, sebagai ciri bangsa yang  besar seperti Indonesia ini. Hal ini adalah pesan mulia dari seorang Soekarno, Presiden Pertama RI, sebagai salah satu bapak pendiri bangsa.