Sumberdaya Arkeologi Untuk Keadaban Bangsa dan Pemuliaan Peradaban
Konsep dengan tagline: ”Arkeologi untuk Bangsa” ini lahir dalam menyikapi program prioritas “Nawa Citta” pemerintahan sekarang dan yang ditegaskan dalam pertemuan dengan Dirjen Kebudayaan beberapa waktu yang lalu. Pada prinsipnya arkeologi untuk bangsa, adalah narasi untuk penguatan keadaban bangsa serta mengutip istilah yang sering disampaikan oleh I Made Geria, kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, bahwa arkeologi untuk pemuliaan peradaban.
Sebagai tantangan sekaligus kesempatan, konsep adalah pula sebuah blueprint yang diformulasikan dalam 3P, mencakup P1: Penelitian kebinekaan yang melekat pada Citta ke-9 (tagline: “Bineka Indonesiaku”); P2: Penelitian Arkeologi Maritim yang menyatu dengan Citta ke-1 dengan tagline: “Pulau Rumahku, Laut Halamanku”; dan P3: Pembangunan Rumah Peradaban yang berbaur dengan Citta ke-8 dan ke-9 dengan tagline: “Arkeologi untuk Keadaban bangsa.
Tidak hanya itu sejak dua tahun belakangan, penelitian Arkeologi juga diarahkan untuk tujuan SDG's ( Sustainable development Goals). Pada intinya, arkeologi tidak hanya bekerja di wilayah hulu, namun juga di wilayah hilir yakni pengelolaan dan pemanfaatannya, termasuk pemanfaatannya dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Demikian. Salam Arkeologi, Salam Budaya, Salam Lestari.
Salam Hormat. Wuri Handoko 30/12/2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H