Seringkali, banyak orang menulis atau tidak menulis itu tergantung mood. Termasuk saya. Namun, mood menulis itu memang harus diciptakan, bukan ditunggu datang.Â
Setelah membaca artikel yang keren dari sahabat Kompasianer Pak Ketut Suweca, sepertinya saya bisa mengambil kesimpulan sederhana soal mood menulis.Â
Kita memang seharusnya menciptakan mood menulis, bukan menunggu datangnya mood, baru menulis.
Cara Menciptakan atau Menghadirkan Mood Menulis
Penulis-penulis produktif, sepertinya mampu mengatasi soal mood. Hal ini mungkin karena mereka mampu menciptakan mood, tidak sekadar menunggu datangnya mood itu, baru bisa menulis. Mood yang saya maksud tentu saja adalah good mood, bukan bad mood tentu saja.Â
Pertanyaannya, bagaimana kita mampu menghadirkan mood untuk menulis? Mood atau suasana hati, adalah perasaan yang berhubungan dengan kondisi hati kita. Berarti diperlukan kemampuan mengelola suasana hati, untuk menjadikannya energi positif dalam mengalirkan tulisan.Â
Bagi saya pribadi itu memang pekerjaan sulit. Jadi menulis karena mood, adalah pekerjaan berat, karena pertama, harus menciptakan mood yang menyenangkan. Kedua, mengalirkan tulisan itu sendiri.Â
Pekerjaan menulis, menjadi ganda yakni, selain pekerjaan menulis itu sendiri, juga proses menghadirkan mood, atau suasana hati yang bisa mengalirkan ide dan tulisan.Â
Lha, kok malah semakin berat pekerjaan menulis itu ya. Iya, benar bagi sebagian orang, termasuk saya. Jadi dalam ulasan saya ini, saya tidak bermaksud menawarkan tentang tips atau cara menulis.Â
Tapi mencoba menawarkan cara bagaimana menghadirkan mood, atau suasana hati yang menyenangkan, sehingga kita mampu mengalirkan ide dan tulisan. Â